SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Timur (Jatim) dan Wanita Hindu Dharma Indonesia Jatim menggelar Lokasabha XI dan Musprov IV mulai 4 - 5 November 2023 di Royal Orchids Garden Hotel & Condominium, Kota Batu, Jatim.
Lokasabha dan Musprov ini adalah forum yang mengagendakan pergantian pengurus, pertanggungjawaban pengurus hingga penyusunan program kerja.
Wakil Ketua Bidang Organisasi PHDI Jatim, I Gusti Putu Raka Arthama mengatakan, selama lima tahun perjalanan pengurus ada berbagai program kerja yang menjadi prioritas. Salah satunya adalah berkaitan dengan pembinaan umat.
“Pertama itu adalah pembinaan umat bagaimana PHDI Jatim ini sebagai majelis tertinggi melakukan pembinaan umat. Baik dalam bidang keagamaan, sosial dan hal-hal lain seperti kesehatan, ekonomi,” ujarnya, Minggu (5/11/2023)..
Raka mengatakan bahwa di Jatim ada sebanyak 520 pura dengan jumlah umat hindu mencapai 150 ribu orang. Meski begitu masih ada sejumlah kabupaten/kota di Jatim yang masih belum memiliki pura untuk tempat ibadah.
“Ada beberapa daerah yang masih belum memiliki pura, contohnya seperti Tulungagung, Pacitan, Trenggalek dan Magetan,” katanya.
Selain melakukan pembinaan umat, PHDI Jatim juga sudah melakukan program kerja yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat seperti penanganan stunting, penguatan ekonomi dan pendidikan.
Penanganan stunting ini adalah program dari Badan Kesehatan dan Pemberdayaan Umat (BKPU) PHDI Jatim yang memberikan pelayanan mulai dari bantuan sosial, edukasi hingga konsultasi kesehatan.
“Di BKPU itu ada dokter, ada ahli gizi segala macam yang memberikan penyuluhan kesehatan, pemberian makan bergizi, cara memasak makanan bergizi,” ujarnya.
BKPU ini tersebar di 20 kabupaten/kota yang ada di Jatim. Ditambahkan oleh Bendahara PHDI Jatim, I Dewa Made Satriawan Dwi Putra mengatakan bahwa program pemberdayaan juga menyentuh aspek perekonomian hingga pendidikan.
“Di Lumajang kami sudah membuat kelompok kerja yang memproduksi suatu yang khas di sana. Salah satunya pisang. Itu diolah menjadi hal yang bernilai ekonomis, seperti keripik pisang,” katanya.
Pada bidang pendidikan kata Dewa, PHDI Jatim saat ini merencanakan untuk membangun dua sekolah di kawasan Tosari, Pasuruan dan Ledokombo, Probolinggo. Sekolah ini dibangun untuk fasilitas pendidikan bagi masyarakat Suku Tengger.
“Ini sudah berjalan. Tanah sudah dibeli. Kalau di Ledokombo itu SD dan SMP ada. Tetapi SMA tidak ada. Kalau di Tosari itu SMP yang kurang. Ini adalah usaha untuk menekan angka putus sekolah,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto