KEDIRI, iNews.id - Tambang masih menjadi masalah serius di Kediri. Setelah Polda Jawa Timur mengamankan dua alat berat yang melakukan penggalian ilegal, kali ini Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) meminta pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap penambang-penambang liar.
Ketua FPRB Kabupaten Kediri, Ari Purnomo Adi mengatakan, setelah meninjau kawasan tersebut bersama tim gabungan yang dipimpinnya untuk melihat dampak yang ditimbulkan jika pertambangan liar beraktifitas, bisa dipastikan akan ada kerusakan alam di area tersebut
"Dari hasil pengecekan ini, FPRB Kabupaten Kediri mendesak kepada pemerintah untuk segara mengambil langkah-langkah strategis guna penyelamatan lingkungan dan warga terdampak," ujarnya.
Sebelum mengecek lereng gunung di Kecamatan Ngancar, kata Ari, tim berkumpul dulu di Kantor Kecamatan Ngancar untuk berkoordinasi. Selanjutnya, mereka berangkat menuju titik pertama lokasi penambangan galian C yang berada di perbatasan Dusun Petungombo, Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, dan Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar.
Di sana, tim tidak menemukan aktivitas penambangan sirtu, hanya tampak bekas roda truk dan alat berat yang terlihat masih baru. Kemudian, tim menyusuri lokasi tambang dan menemukan dua alat berat yang disembunyikan di balik bukit. "Tim menemukan kubangan air di bekas tambang, juga dijumpai bekas pipa air yang sudah terputus dan bekas longsor di tebing yang masuk wilayah PDP Margomulyo dan tanah desa Sepawon," tuturnya.
Usai dari titik pertama, tim meluncur ke titik kedua di lokasi penambangan galian C di jalur lahar di Dusun Petungkobong yang berada di perbatasan Desa Sugihwaras dan Sempu Kecamatan Ngancar.
Di tempat ini, lanjutnya, tim juga tidak menjumpai aktivitas penambangan, namun menemui bekas galian C yang cukup dalam, alat berat yang rusak, dan bekas roda truk beserta alat berat. Warung-warung yang biasanya ramai juga terlihat tidak ada aktivitas," paparnya.
Lalu, tim meninjau jalur evakuasi bila terjadi bencana letusan gunung Kelud. Alhasil, mereka menemukan jalan yang rusak parah dan berlubang cukup dalam dan diduga kerusakan akibat dilalui truk-truk yang bermuatan berat.
Tambang masih menjadi masalah serius di Kediri, setelah Polda Jawa Timur mengamankan dua alat berat yang melakukan penggalian ilegal Pemkab diminta tegas
Ari menyebutkan, FPRB Kabupaten Kediri mendukung upaya dari pemerintah daerah setempat untuk menertibkan penambangan sirtu beserta dampak negatifnya di lereng Gunung Kelud yang berada di Kecamatan Ngancar.
Ditambahkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Slamet Turmudi, menegaskan bahwa langkah pengecekan di lapangan itu sebagai tindak lanjut rapat koordinasi yang digelar sebelumnya. Menurut dia, laporan ini bakal disampaikan kepada Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.
"Kami hanya mengumpulkan data lapangan dan menyusun laporan hasil mitigasi, untuk secepatnya dilaporkan kepada pimpinan," kata Slamet. Rabu (2/2).
Tim gabungan yang sempat mengalami peristiwa yang aneh saat melakukan pengecekan kawasan yang diduga kuat sebagai lokasi galian c liar di lereng kelud. dr. Ari Purnomo Adi ketua FPRB dan Kepala Seksi Kedaruratan Bencana BPBD Kabupaten Kediri, Johan Marasponda, terjerembab lumpur bekas galian. Anehnya kaki mereka yang terjebak di lumpur, sulit untuk di tarik keluar. "Alhamdulillah berkat kerja sama semua tim kesulitan apapun akan bisa diselesaikan," kata Ari Purnomo.
Untuk diketahui, tim gabungan dalam peninjauan itu terdiri dari BPBD Kabupaten Kediri, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, Satpol PP, TNI-Polri, Pemerintah Kecamatan Ngancar dan Plosoklaten, Perhutani KPH Kediri, Cabang Dinas Kehutanan Trenggalek Wilayah Kerja Kediri.
Editor : Arif Ardliyanto