Pemkot Gandeng Sembilan Perguruan Tinggi, Untag Surabaya Siap Tingkatkan Kualitas Mahasiswa

SURABAYA, iNews.id - Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya terus menambah mitra untuk memperkuat implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Untag Surabaya melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya.

Penandatangan MoU tersebut sebagai satu rangkaian Launching Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Administrasi Kependudukan. Kegiatan ini diikuti oleh 9 perguruan tinggi yang digelar secara luring di Gedung Balai Kota Surabaya.

Baca Juga

Kampus Tak Boleh Beri Jabatan, Kepada Dosen Penerima Beasiswa BPI

Walikota Surabaya,  Eri Cahyadi menyatakan, dengan launching MBKM tersebut dapat mewadahi mahasiswa untuk magang di Pemkot Surabaya. “Ketika lulus (kuliah) mahasiswa punya kemampuan yang luar biasa,”katanya.

Eri menegaskan sinergi ini menjadi hal penting dalam pembangunan Kota Surabaya. “Tidak bisa haya mengandalkan pemerintah. Kita harus menunjukkan kebersamaan dan rasa gotong-royong yang berlandaskan asas Pancasila. Kota Surabaya harus dibangun oleh semua sektor terutama perguruan tinggi,”tegasnya.

Kepala Dispendukcapil Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji menuturkan bahwa kolaborasi tersebut dilakukan mengingat dirinya melihat potensi besar untuk mengkolaborasikan keunggulan dari perguruan tinggi. “Harapannya bisa bersama-sama mendapatkan peluang untuk mengembangkan jajarannya masing-masing,”harapnya.

Baca Juga

Ribuan Mahasiswa Surabaya Gelar Aksi Tolak Politik Dinasti di Untag Surabaya

Agus menambahkan, bahwa administrasi kependudukan dalam implementasi MBKM ini tak hanya di tingkat Dispendukcapil. “Implementasinya meliputi program pelaksanaan pelayanan yang sampai di tingkat Kecamatan, Kelurahan, hingga tingkat RT/RW,”sebutnya.

Rektor Untag Surabaya,  Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA, CPA. yang hadir secara langsung mengaku bangga karena Untag Surabaya menjadi salah satu dari sembilan perguruan tinggi di Kota Surabaya yang terlibat dalam pembangunan Kota Surabaya. “Untag Surabaya bisa bersinergi untuk pembangunan daerah dengan melibatkan mahasiswa,” katanya.

Prof. Nugroho berharap, kerjasama ini bisa menjadi nilai tambah bagi mahasiswa saat menjadi lulusan Untag Surabaya.“Harapannya ketika mereka lulus, mereka sudah matang dan selain siap untuk memasuki dunia kerja, juga siap berkontribusi untuk kota Surabaya,” imbuhnya.

Baca Juga

YPTA Surabaya Lakukan Revolusi Pendidikan, Adakan Pelatihan AI untuk Produktivitas Perkantoran

Ketua Pengembangan dan Implementasi Bentuk Pembelajaran Badan Pengembangan Akademik, Wiwin Widiasih mengatakan melalui kerjasama MBKM tersebut mahasiswa berkesempatan untuk mengikuti Magang dan Studi Independen Bersertifikat. “Durasi yg ditawarkan oleh Dispendukcapil tersedia pilihan 2, 4, atau 6 bulan. Kewajiban kampus untuk mengkonversi sks,” paparnya. Wiwin menyebutkan bahwa impelementasi tersebut direncanakan pada semester genap mendatang.

“Mahasiswa akan diarahkan mendaftar pada sistem yang disediakan oleh Dispendukcapil. Program studi akan membuka konsultasi sebelum mahasiswa mendaftar,” imbuhnya.

Dosen Fakultas Teknik Untag Surabaya ini memaparkan bahwa keikutsertaan mahasiswa berdampak pada Indikator Kinerja Utama (IKU). “Jika performansi mahasiswa selama magang bagus maka akan direkrut. Itu bisa mencapai IKU 1 yakni mahasiswa mencapai pekerjaan yang layak. Untuk pelaksanaan program MSIB sendiri sudah menjawab tantangan IKU 2 mahasiswa belajar di luar kampus” terangnya.

Baca Juga

Universitas Wiraraja dan Untag Surabaya Manfaatkan Mangrove untuk Kesejahteraan Ekonomi Desa

Wiwin berharap MSIB kolaborasi dengan Dispendukcapil Surabaya ini dapat diikuti oleh banyak mahasiswa dari berbagai program studi karena berpengaruh pada penilaian Simkatmawa.“Awalnya hanya prodi administrasi negara Untag Surabaya yang bermitra, namun kini terbuka juga untuk prodi yang lain. Karena MBKM menekankan tidak hanya prodi yang sama melainkan dapat lintas prodi. Selain itu Dispendukcapil juga menyepakati keterbukaannya untuk menerima penelitian mahasiswa dan dosen,” ujar Wiwin.

Editor : Arif Ardliyanto