SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah memulai langkah-langkah persiapan menyambut siswa inklusi untuk tahun ajaran baru 2024/2025 dengan penuh semangat. Melalui sosialisasi yang diselenggarakan, Pemerintah Kota mengundang kepala sekolah dan guru SD-SMP Negeri se-Kota Surabaya untuk turut serta dalam mempersiapkan penerimaan siswa inklusi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menekankan pentingnya tidak hanya melakukan sosialisasi, tetapi juga memberikan pendampingan kepada guru kelas satu. Tujuannya jelas memastikan bahwa setiap guru memiliki pemahaman yang cukup tentang proses pendaftaran siswa berkebutuhan khusus di sekolah masing-masing.
"Kami telah memberikan pendampingan kepada guru-guru kelas satu. Kami berharap bahwa setidaknya mereka memiliki pemahaman dasar yang kuat, sehingga ketika ada siswa inklusi yang bergabung, mereka siap menghadapinya tanpa kebingungan," ungkap Yusuf dengan antusias.
Langkah selanjutnya adalah sosialisasi kepada orang tua murid mengenai penerimaan siswa inklusi, yang akan dilakukan oleh setiap kepala sekolah. Pemerintah Kota Surabaya juga akan memastikan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar siswa inklusi.
Yusuf menjelaskan bahwa persiapan sarana dan prasarana di sekolah-sekolah akan dilakukan secara bertahap oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Ini karena waktu dan kebutuhan belajar siswa inklusi tidak selalu sama dengan siswa lainnya.
"Kami akan melakukannya secara bertahap. Waktu pembelajaran siswa inklusi tidak akan selalu bersamaan dengan siswa reguler karena dibutuhkan pendekatan dan model pembelajaran yang khusus. Oleh karena itu, setiap sekolah akan menyiapkan skema yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing," paparnya.
Yusuf memastikan, Dindik Surabaya telah siap menyambut kegiatan belajar mengajar pada tahun ajaran baru 2024/2025 mendatang. Sebelumnya ia mengatakan, penerimaan siswa ABK nantinya dilakukan dengan sistem zonasi melalui jalur afirmasi, yakni 15 persen dari kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Ia menambahkan, dengan menerapkan sistem zonasi, maka akan mempermudah wali murid dalam menentukan jarak sekolah. “Agar tidak terlalu jauh, karena mereka (ABK) perlu pendampingan. Sebab, jarak rumah dengan sekolah juga berpengaruh bagi anak-anak,” imbuhnya.
Di kesempatan lain, Yusuf juga pernah menyampaikan, penerimaan siswa inklusi adalah bagian dari mendukung program Wali Kota Eri Cahyadi dalam mewujudkan Surabaya Kota Layak Anak (KLA) Dunia. Ia menyampaikan, indikator untuk menuju Surabaya KLA Dunia, harus memberikan hak yang sama terhadap anak inklusi dalam mengakses pendidikan.
“Harapannya sekolah menjadi ramah, nyaman dan menyenangkan dalam semua pembelajaran, dasarnya adalah lingkungannya disekolah yang bersifat rekreatif tapi edukatif,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto