get app
inews
Aa Text
Read Next : 114 Guru dan Pimpinan Sekolah Ikuti Cambridge Orientation 2024 di Elyon Christian School

Efek Pewangi Ruangan dan Cara Kurangi Resikonya

Sabtu, 02 Maret 2024 | 10:42 WIB
header img
Spray aroma terapi. Paparan pewangi ruangan menghasilkan dampak negatif pada perubahan jaringan saluran napas. Foto/Tribune India

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pakar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) dr Arief Bakhtiar menguraikan hasil penelitian efek pewangi ruangan dengan menggunakan tikus sebagai objek. 

Hasilnya, paparan pewangi ruangan dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan negatif pada jaringan saluran napas, khususnya pada selaput lendir.

“Paparan pewangi ruangan menghasilkan dampak negatif pada perubahan jaringan saluran napas, terutama pada selaput lendir. Dampak paparan pewangi ruangan cair pada perubahan histologi selaput lendir hidung lebih parah jika dibandingkan dengan paparan pewangi ruangan dalam bentuk gel,” terangnya.

“Sementara itu, paparan pewangi ruangan gel memiliki dampak yang lebih buruk terhadap perubahan histologi jaringan paru jika dibandingkan dengan paparan pewangi ruangan cair,” imbuhnya.

Arief juga mengutip Multiple Chemical Sensitivity (MCS) tahun 2005 yang menyebutkan bahwa pengharum ruangan dapat bekerja melalui beberapa cara. 

Termasuk melemahkan kemampuan saraf pembau, melapisi hidung dengan zat berminyak tak terdeteksi, menutupi bau dengan aroma lain, dan mengubah komposisi bau yang tidak menyenangkan.

Alumnus FK UNAIR itu menjelaskan prinsip dasar dari pewangi ruangan adalah ketika bahan kimia di dalamnya berinteraksi dengan saluran napas. Itu akan menimbulkan respons peradangan atau inflamasi.

“Prinsip dasar pewangi ruangan ketika berinteraksi dengan saluran napas, maka akan menimbulkan respons peradangan atau inflamasi yang jika berlangsung secara lama dan terus menerus maka akan menimbulkan dampak yang tidak baik. Pajanan bahan kimia pada sistem pernapasan akan menyebabkan iritasi, peradangan, bronkokonstriksi, dan sensitisasi,” katanya. 

“Penelitian lain di luar negeri melaporkan, bahwa pajanan wewangian dapat menyebabkan beberapa individu sensitif mengalami episode asma dan dampak kesehatan yang merugikan lainnya,” tambahnya.

Untuk mengurangi resiko dampak negatif pewangi ruangan, dr Arief menyarankan beberapa langkah pencegahan. Misalnya, dengan mengurangi penggunaan pewangi buatan, terutama yang berbentuk aerosol, menghentikan penggunaan jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala seperti batuk-batuk, sesak nafas, atau iritasi kulit dan mata, serta lebih memilih pewangi ruangan alami.

Diketahui, penggunaan pewangi ruangan semakin marak dijumpai di mana-mana meski mengandung senyawa kimia yang berbahaya. 
Potensi bahaya pewangi ruangan tampaknya masih luput dari perhatian pemerintah. Belum banyak penelitian di dalam negeri yang menguak pengaruh jangka panjang pewangi ruangan di Indonesia terhadap kesehatan.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut