JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Angan-angan Sari Widodo (32) dan adiknya, Hadi Prayitno (30), untuk menikmati pekerjaan bergaji tinggi di Australia sirna karena ulah calo penyalur TKI. Bukannya memeriksa buah di perkebunan dengan upah sekitar Rp60 juta sebulan, mereka justru kehilangan ratusan juta rupiah setelah ditipu oleh seorang calo berinisial IS (59).
Widodo dan Hadi awalnya bersemangat saat IS menjanjikan pekerjaan di Australia. Keduanya rela mengeluarkan total Rp129 juta, hasil dari menjual mobil dan menggadaikan sawah, demi memuluskan keberangkatan. Namun, sudah dua tahun berlalu, mereka tak kunjung diberangkatkan.
“Kasus ini sudah saya laporkan ke Polres Jombang,” ungkap Widodo, sambil menunjukkan bukti pembayaran dan laporan polisi.
Widodo dulunya bekerja sebagai tukang servis peralatan elektronik di Jakarta. Pandemi COVID-19 menghantam usahanya hingga hampir gulung tikar, mendorongnya mencari peluang kerja di luar negeri. Pada 11 Mei 2022, seorang kenalan mempertemukannya dengan IS yang mengklaim bisa memberangkatkan TKI ke Australia.
“Awalnya saya ingin ke Korea Selatan, tapi oleh IS diarahkan ke Australia,” cerita Widodo.
IS meminta Rp65 juta untuk biaya keberangkatan. Dengan janji gaji menggiurkan, Widodo dan Hadi menyetujui, apalagi IS memberi diskon, hanya Rp60 juta per orang.
Widodo dan Hadi menyetor uang secara bertahap, total Rp129 juta, termasuk biaya pengurusan visa. Mereka dijanjikan berangkat pada 20 Juni 2022. Namun, janji tinggal janji. Hingga November 2023, mereka empat kali gagal terbang dengan berbagai alasan, dari kekurangan dana hingga seragam yang belum siap.
“Saya sudah tidak percaya lagi. Setiap kali alasan berubah-ubah,” ujar Widodo.
Editor : Arif Ardliyanto