Indonesia harus puas berada di peringkat kedua, di bawah Vietnam yang menjadi Juara Umum. Namun, Aries menegaskan bahwa apapun prestasi yang diukir siswa, baik di bidang akademik maupun non-akademik, akan selalu didukung penuh oleh Jawa Timur.
Sementara itu, Muhammad Raffi Hidayat mengungkapkan bahwa persiapan untuk event internasional ini memakan waktu sekitar enam bulan, mulai dari latihan intensif hingga mematangkan mental. Ini adalah kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah event Jiu-Jitsu secara besar-besaran.
"Alhamdulillah, kemarin bisa membawa hasil terbaik untuk Indonesia," ucapnya.
Raffi, yang sebelumnya meraih juara 1 Fighting System dan juara 2 Newaza System kelas 81 Kg, menyebutkan bahwa kontingen Indonesia terdiri dari 125 atlet yang bertanding di kelompok U-16, U-18, dan U-21.
Menjadi perwakilan negara di ajang internasional bukanlah hal yang mudah. Ia harus melewati proses seleksi ketat, mulai dari pengajuan permohonan kepada Pengurus Besar Jiu-Jitsu Indonesia (PBJI) pusat melalui PBJI provinsi dan memiliki pengalaman kejuaraan minimal di tingkat nasional.
"Tidak mudah merebut medali emas ini, terutama karena lawan terberat kemarin adalah dari Vietnam. Tapi, alhamdulillah saya bisa menangani hal itu," kata pelajar berusia 15 tahun ini.
Sebagai informasi, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan akbar Jiu-Jitsu Asia Tenggara yang digelar pada 4-7 Juli 2024. Dalam event ini, total ada 95 nomor yang dipertandingkan.
Vietnam berhasil menjadi Juara Umum dengan perolehan 52 emas, 55 perak, dan 44 perunggu. Sebagai tuan rumah, Indonesia berhasil menjadi juara kedua dengan selisih lima emas lebih banyak dibandingkan Thailand, dan perolehan medali perak serta perunggu yang jauh di atas Thailand.
Editor : Arif Ardliyanto