get app
inews
Aa Read Next : Kemiskinan Ekstrem di Jatim Masih Jadi Tantangan, Jumlahnya Capai 268.645 Penduduk di Jawa Timur

Waspadai Bencana Pencemaran B3, DLH Gandeng PPLI dan DESI Gelar Simulasi Kedaruratan

Selasa, 30 Juli 2024 | 11:01 WIB
header img
Petugas gabungan tim emergency respon dari unsur DLH, BPBD, PPLI, DESI, Damkar dan kepolisian melakukan simulasi penanggulangan bencana Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3 di Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (30/7/2024). Foto/Ali Masduki

PASURUAN, iNews.id - Sebuah kendaraan tangki solar melintas di Jalan Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Seorang warga melihat kebocoran pada tangki tersebut.

Mereka berteriak memberitahu pengendara. Co-driver langsung turun melakukan pengecekan. Warga juga berinisiatif segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Rejoso.

Setelah mengetahui adanya kebocoran, co-driver berusaha menutup kebocoran. Namun upaya tersebut tak mampu menghambat solar yang meluber ke jalanan. Ia juga sempat terpeleset.

Sementara itu, Pihak Polsek Rejoso langsung melakukan koordinasi dengan Koramil Rejoso dan segera meluncur ke lokasi kejadian. 

Polsek juga sigap menghubungi call center 112. Semua pihak langsung turun ke jalan. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Pasuruan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan tiba di lokasi tidak lama kemudian, untuk memberikan penanganan kedaruratan kebocoran tangki solar. 

Kerja sama dan kesolidan dalam kecepatan menangani kedaruratan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) itu layak diacungi jempol. 

Namun sejumlah warga yang melihat di lokasi mencoba mengambil bahan bakar yang tumpah tersebut. Petugas meminta agar warga menjaga jarak, tetapi tidak dihiraukan. 

"Mohon tenang bapak, ini berbahaya pak," kata pihak DLH Pasuruan.

Instruksi itu tidak mendapat respon dari warga. Mereka malah berusaha mendekat membawa timba.

Pengamanan masih terus berlangsung. Tiba-tiba salah seorang massa menyulut rokok sehingga terjadi kebakaran.

Pusdalops BPBD Kabupaten Pasuruan langsung menghubungi Damkar 113 untuk mendapat bantuan tangki pemadam. 

Dengan cepat, mobil Damkar meluncur ke lokasi kejadian. Sementara petugas Polsek dan Danramil Pasuruan masih mengamankan warga agar tidak mendekat dan meminta supaya menjaga jarak. 

"Mundur tenang jangan chaos," teriak petugas.

Anggota Damkar berjibaku dengan si jago merah. Api  berhasil dipadamkan setelah pembasahan. 

Damkar langsung menggulung peralatan dan kembali ke kantor sambil menunggu proses pendinginan. Mereka dikenal memiliki skill mumpuni sebagaimana slogannya pantang pulang sebelum padam. 

Beberapa menit kemudian, Spill Response Team PT PPLI dan PT DESI berseragam safety datang menuju lokasi. Tim beranggotakan sekitar lima orang itu dengan cekatan menangani tumpahan B3. 

Spill Response Team melakukan instruksi singkat sebelum penanganan. Mereka juga memasang barikade area serta menggunakan media spill bump untuk mengisolasi tumpahan.

Tujuan pemberian barikade untuk mencegah masyarakat memasuki area tumpahan sehingga bisa meminimalisir potensi kecelakaan susulan. Karena warga terlihat mencoba merangsek.

Memang, tidak semua orang bisa menangani kedaruratan bencana akibat B3. Spill Response Team juga menggunakan bahan penyerap khusus sesuai jenis tumpahan bahan.

Setelah penanganan dilakukan, selanjutnya sampling tumpahan diambil untuk dicek di laboratorium. Tim secara teliti, cermat dan mengamati sample. Sembari dibantu oleh instansi terkait saling bahu membahu dalam penanganan kedaruratan B3.

Demikian proses simulasi cepat penanganan limbah B3 yang berlangsung di Halaman Pondok Pesantren Metal Muslim Al Hidayat Pasuruan. Simulasi ini bukan tanpa alasan.

Penurunan Tim PT PPLI dan PT DESI adalah bentuk tanggung jawab perusahaan dalam mensosialisasikan penanganan risiko bencana Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). 

Indonesia sendiri memiliki tingkat kerawanan bencana yang sangat tinggi, baik yang di sebabkan oleh alam maupun non alam.

Potensi bencana bisa terjadi sewaktu-waktu, penanggulangan bencana menjadi tanggungjawab pemerintah sesuai amanat undang-undang. 

Bentuk tanggung jawab ini antara lain dengan memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak bencana baik pada saat terjadinya bencana dan pasca bencana, tetapi juga sejak pengenalan risiko, pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana. 

Untuk meningkatkan pemahaman terkait ancaman dan risiko melalui sistem informasi dan komunikasi termasuk peringatan dini, serta meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan terkait sistem penanggulangan kedaruratan bencana yang melibatkan multipihak dalam mengantisipasi dampak, maka diperlukan geladi atau simulasi. 

Salah satu jenis bencana non alam yang perlu diwaspadai adalah potensi paparan risiko bencana B3 dan Limbah B3. 

"Kabupaten Pasuruan saat ini memiliki kurang lebih 1.464 industri baik skala besar maupun kecil. Tentu hal ini memiliki potensi terjadinya kedaruratan yang tinggi," ujar Kepala DLH Kabupaten Pasuruan Taufiqul Ghony di sela-sela kegiatan simulasi kedaruratan pengelolaan B3 dan Limbah B3 di Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (30/7/2024).

Mengantisipasi potensi kedaruratan yang mungkin terjadi, DLH menginisiasi kegiatan simulasi menghadapi bencana pencemaran B3 dengan melibatkan berbagai unsur baik pemerintah maupun swasta.

Untuk mendukung kegiatan itu, selain melibatkan unsur negara seperti BPBD, kepolisian dan pemadam kebakaran, DLH juga menggandeng dua perusahaan pengolah limbah B3, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) dan PT Dowa Eco System Indonesia (DESI).

Kedua perusahaan asal negeri sakura Jepang tersebut dianggap sudah berpengalaman dan konsisten dalam industri pengolahan limbah B3 di Indonesia. 

Manager K3 PPLI, Agus Kartiwan menegaskan, dukungannya untuk membantu pemerintah Indonesia dalam menghadapi situasi kedaruratan pencemaran limbah B3. 

"Kami sering diminta bantuan pemerintah dalam menangani masalah pencemaran akibat B3 seperti tumpahan minyak di laut atau kebocoran B3 yang berpotensi mencemari lingkungan," ungkap Agus.

PPLI sendiri merupakan perusahaan pengolah limbah industri yang sudah lebih dari 30 tahun beroperasi di Indonesia dan berpusat di Cileungsi Bogor, Jawa Barat.

Sedangkan DESI adalah perusahaan sister company dari PPLI yang beroperasi di Lamongan, Jawa Timur. Keduanya memiliki satu holding company yang sama, DOWA Ecosystem, Co Ltd yang sudah lebih dari 100 tahun fokus dalam industri pengolahan limbah B3 di Jepang.

Presiden Direktur PT DESI, Takanobu Tachikawa mengatakan, pihaknya akan berupaya mendukung langkah pemerintah daerah dalam menangani limbah B3. Termasuk Pemkab Pasuruan. 

"Kami akan integrasi dengan pemerintah setempat. Dan, kami sudah memiliki jejaring ke seluruh daerah dari Sabang sampai Merauke," kata Taka.

Taka menyebutkan, pihaknya dan PPLI serta Pemkab Pasuruan berkolaborasi dengan mengumpulkan ribuan limbah dari ribuan industri.

Sementara Pj Bupati Pasuruan Andriyanto meminta kepada dinas terkait untuk membuat aplikasi khusus yang ditujukan dalam hal pengelolaan limbah B3 di Pasuruan. Dia menuturkan, Pasuruan masuk 10 besar kota/ kabupaten yang menggelar simulasi pengelolaan limbah. 

"Terimakasih kepada KH Nurkholis Ketua Ponpes Metal yang sudah menyediakan tempat dan para pihak terkait baik kepolisian hingga TNI," terangnya. 

Pengelolaan limbah B3, lanjut Andriyanto, perlu mendapatkan atensi khusus. Dia menyampaikan, jangan sampai bencana limbah B3 bisa merusak generasi di masa depan. 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut