MALANG, iNewsSurabaya.id - Inovasi dalam pelayanan publik kini menjadi kunci untuk mewujudkan pendidikan yang optimal dan inklusif. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang tak tinggal diam dalam menghadapi tantangan ini.
Melalui dua sekolahnya, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 13 Kota Malang, muncul terobosan kreatif dalam pembelajaran untuk siswa berkebutuhan khusus: Sinau Mandiri Bersama Anak Satwimaba Istimewa (SIMBA ASIA) dan Layanan Siswa Istimewa Galas Berwirausaha (NASI TIGA BERAS).
SIMBA ASIA, yang pertama kali diterapkan pada tahun 2023 di SMP Negeri 2 Kota Malang, dirancang untuk menjawab kebutuhan pendidikan siswa dengan berbagai tantangan mental dan akademis.
Kepala SMPN 2, Riatiningsih, S.Pd, MM, mengungkapkan bahwa setelah melakukan asesmen, ditemukan 17 siswa istimewa yang memerlukan pendekatan khusus. "Siswa-siswa ini menghadapi berbagai hambatan seperti tunagrahita, slow learner, gangguan belajar spesifik, hingga intellectual disability," katanya.
Untuk membantu mereka, SIMBA ASIA tidak hanya berfokus pada pembelajaran akademis tetapi juga kemandirian. Melalui pendekatan seperti pelatihan keterampilan sehari-hari—seperti menjahit, memasak, dan menyeterika—program ini bertujuan untuk membangun kemampuan dasar yang penting bagi kehidupan mereka.
Uniknya, program ini juga melibatkan siswa lain sebagai "Sahabat Siswa," yang bertugas mendampingi teman-teman mereka yang berkebutuhan khusus. Inisiatif ini menumbuhkan empati dan solidaritas di antara para siswa, menjadikan sekolah sebagai komunitas yang benar-benar inklusif.
Di SMP Negeri 13, program NASI TIGA BERAS menjadi pionir dalam menggabungkan pembelajaran kontekstual dengan kewirausahaan bagi siswa inklusi.
"Program ini dimulai pada tahun 2022, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan siswa melalui berbagai kegiatan praktis, seperti membuat telur asin dan beternak ayam," kata Sinthian Susan, M.P, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum & Guru BK.
Ia menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk memberikan kepercayaan diri kepada siswa bahwa mereka juga memiliki potensi yang dapat dikembangkan, terutama dalam bidang wirausaha.
Transformasi Inovasi Pendidikan di Kota Malang. Foto iNewsSurabaya/ist
Dengan dukungan asesmen diagnostik yang cermat, program ini tidak hanya menargetkan pencapaian akademis, tetapi juga membantu siswa inklusi menemukan dan mengembangkan bakat serta minat mereka di bidang kewirausahaan. Hasilnya, siswa istimewa tidak hanya tumbuh lebih percaya diri tetapi juga lebih siap untuk terjun ke dunia nyata dengan keterampilan yang telah mereka pelajari.
Inovasi-inovasi ini tidak hanya berdampak pada para siswa tetapi juga memberikan kebanggaan tersendiri bagi Kota Malang. Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, SE, MM, menekankan bahwa komitmen untuk memberikan pendidikan yang inklusif ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dukungan penuh juga datang dari Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, yang berharap inovasi-inovasi ini terus berkembang dan mendapat apresiasi yang lebih luas.
Sebagai hasil dari inovasi ini, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 13 berhasil meraih penghargaan Top 5 Inovasi Kelompok Replikasi Inovasi Kluster Kota dalam Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi (PKRI) Pelayanan Publik Tahun 2024 dari KemenPANRB.
Dengan berbagai inovasi yang telah dan terus dikembangkan, Kota Malang membuktikan bahwa pendidikan inklusif bukan hanya sebuah slogan, melainkan kenyataan yang hidup dalam setiap langkah proses pembelajaran di sekolah-sekolahnya. Inisiatif-inisiatif seperti SIMBA ASIA dan NASI TIGA BERAS menjadi bukti nyata bahwa dengan kreativitas dan dedikasi, pendidikan inklusif yang berkualitas bisa dicapai untuk semua siswa, tanpa kecuali.
Editor : Arif Ardliyanto