Bukan Sekedar Mitra, Ada Ikatan Emosional Antara Driver Ojek Online dengan ACI

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Aplikasi ojek online ACI memberikan terobosan yang berbeda. Tak hanya di sisi aplikasi ,namun juga pelayanan driver. Driver ACI memiliki ikatan emosional dengan ACI baik secara brand maupun management.

"Saya mewajibkan seluruh GM, manager area, hingga programmer kami turun temui driver untuk temu kenali masalah," kata CEO ACI Mirza.

Baca Juga

Bayar Jasa Ojek Online Kini Bisa Dicicil, Coba Pakai Aplikasi Ini!

Ia menuturkan, ketika ditanya kenapa driver mau berjuang untuk ACI, mereka rata-rata menjawab bahwa ACI memperlakukan mereka lebih dari sekedar Mitra. 

"Driver betul-betul menjadi bagian dari ACI. Kami para driver diajak ikut berjuang untuk ACI, mulai dari ikut mengenalkan ke sekolah-sekolah, event car free day, dan lainnya," tuturnya.

"Mungkin ada yang bertanya kenapa kami mau seperti itu, ya karena kami melihat bahwa ACI ini memang berbeda. Brand ini dimiliki 100% oleh Arek Suroboyo," lanjut Mirza.

Baca Juga

Peringati Harkitnas, Aplikasi Milik Putra Bangsa ACI Tantang Netizen Buktikan Rasa Nasionalisme

CEO nya juga turun langsung dan berama-sama berkomitmen bahwa ACI sampai kapan tidak akan dilepas ke Investor Asing seperti ojek online lain. 

"Segala macam bentuk program marketing ACI, tidak akan pernah menjadi beban bagi para driver ACI. Driver ACI tetap dibayar penuh sesuai tarif normal," ungkapnya.

Mirza mengatakan, ACI adalah ojek online yang berfokus untuk menghasilkan profit dan tidak jor-joran diskon. Hal ini dibuktikan dengan program CSR 1.000 Anak Yatim yang sedang dijalankan oleh ACI

"Kami ingin ACI jadi perusahaan yang sehat. Kami berusaha sekuat mungkin agar bisa profit sejak awal membangun ACI agar manfaat kami bisa lebih luas. Salah satunya ya program CSR untuk Anak Yatim ini," katanya.

ACI berharap masyarakat Jawa Timur dan Indonesia memprioritaskan untuk memilih Ojek Online yang bersifat jangka panjang, sehat secara bisnis dan bisa merangkul dengan baik mitra mereka.

"Kami tidak ingin pertumbuhan yang pragmatis. Era disrupsi startup telah usai, saat ini adalah era kolaborasi dan pertumbuhan bersama," tandasnya.

Editor : Ali Masduki