BATU, iNewsSurabaya.id - Calon Walikota Batu Firhando Gumelar memiliki program untuk mengurai permasalahan sampah di Kota Apel. Dirinya dan H Rudi sebagai Calon Wakil Walikota Batu, ingin sampah di Kota Batu diolah agar berubah menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
Salah satunya adalah memberdayakan masyarakat di kampung-kampung untuk mengelola sampah di wilayah mereka dulu, dengan pemilahan sampahnya.
Dari hal yang sudah terpilah itu, masyarakat akan dilatih secara teknis dan serius, untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bernilai. “Misalnya, pot bunga, karya seni, tas belanja, dan sebagainya. Nah para warga yang bisa melakukan itu dengan baik,” kata Firhando, Kamis (26/9/2024).
Sementara itu terkait dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung yang sudah 'overload', paslon nomor urut 2 itu juga sudah memiliki program khusus yang akan dilakukan dan sudah siap diterapkan. Bahkan sudah memiliki riset dan hasil lab kondisi TPA Tlekung serta hal apa yang bisa dieksplor oleh Pemkot Kota Batu.
Caranya adalah pembakaran sampah dengan incenerator yang lebih besar, dan dengan output asap aman. Hal itu sudah dilakukan oleh beberapa negara lain seperti Amager Bakke di Copenhagen, Denmark atau Maishima Incinerator di Jepang.
Energi dari pembakaran itu kemudian bisa menghasilkan energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS). Nah, residu abu dari pembakaran sampah tersebut dikumpulkan yang bisa digunakan untuk keperluan lainnya. Seperti pembuatan paving blok, batu bata, aspal, hingga hal lain yang bisa dipergunakan untuk pembangunan kota.
“Kami sudah mengkaji dan menyiapkan teknisnya. Agar TPA Tlekung tidak menumpuk sehingga bisa terus dibakar di incenerator dan menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai bagi masyarakat dan alam,” terang Firhando.
Pihaknya juga sudah memiliki program untuk menjadikan sampah ini lebih meningkat valuenya. Yakni dengan memberdayakan masyarakat di kampung-kampung untuk mengelola sampah ini agar bisa menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
Baik sampah organik maupun non organik. Sehingga sampah yang akan masuk ke TPA bisa terkurangi secara masif. “Untuk sampah landfill yang saat ini sudah ada di TPA, kami sudah siapkan langkah dan berkelanjutan untuk mengurangi dengan menjadikan sebagai energi listrik melalui PLTS,” jelasnya.
Sementara itu, Mukhlis Ndoyo Said salah satu warga di daerah Kecamatan Batu mengatakan, asap dari pembakaran yang dilakukan banyak orang untuk menghindari penumpukan di Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) kini juga menjadi salah satu problem.
"Karena menumpuk, jadi warga memilih untuk membakar sampah tersebut agar cepat kosong TPS nya. Nah karena menumpuk di TPS itu lah, sering kali ada sampah-sampah yang menumpuk di pusat-pusat keramaian," kata Mukhlis.
Editor : Arif Ardliyanto