SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Liponsos (Lingkungan Pondok Sosial) Kota Surabaya terus berinovasi dalam upaya membentuk mental dan kemandirian kliennya, khususnya para warga binaan dengan disabilitas mental. Salah satu langkah inovatif yang diterapkan adalah mengajarkan keterampilan praktis, seperti bekerja di pencucian motor hingga mengelola warung angkringan, untuk membiasakan mereka terlibat dalam aktivitas produktif sehari-hari.
Samsul Arifin, salah satu warga binaan yang kini menjadi petugas pencuci motor di depan area Liponsos Keputih, menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Dengan penuh semangat, Samsul menjalankan tugasnya, mencuci motor layaknya seorang profesional. Melihat penampilannya, sulit percaya bahwa ia pernah mengalami masa-masa sulit terkait kesehatan mentalnya.
“Saya sudah merasa seperti punya keluarga sendiri di sini,” ungkap Samsul dengan senyuman bangga.
Selain Samsul, di bagian belakang Liponsos, beberapa warga binaan lainnya tengah sibuk menyelesaikan produksi batik tulis. Hasil karya mereka memukau banyak pihak, dengan motif yang kekinian dan kualitas yang tak kalah dari batik profesional. Tak heran, batik hasil karya warga Liponsos Keputih ini banjir pesanan, tidak hanya dari sekitar Surabaya, tetapi juga dari luar kota. Dibanderol dengan harga terjangkau, hanya Rp220.000 per 2 meter, batik ini menjadi pilihan menarik bagi para pecinta fashion tradisional.
Kepala UPTD Liponsos Surabaya, Imam Muhaji, mengungkapkan rasa bangganya terhadap kemampuan warga binaan. “Mereka yang memiliki disabilitas adalah orang-orang yang sama hebatnya dengan kita. Karya mereka tidak kalah bersaing dengan orang-orang tanpa disabilitas. Kami berharap mereka terus berkarya dengan baik tanpa dibedakan dari yang lain,” ujar Imam.
Editor : Arif Ardliyanto