SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Para pelaku usaha pelayaran di TPK Ambon menyambut positif peningkatan performa terminal pasca transformasi yang dilakukan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP). Kepala PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Cabang Ambon, Abraham Wattimena, mengungkapkan bahwa transformasi ini memberikan dampak signifikan, salah satunya adalah penghematan waktu sandar kapal hingga satu hari.
Setelah transformasi TPK Ambon, aktivitas bongkar muat peti kemas rata-rata 400 boks dapat diselesaikan dalam waktu 12 jam, jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya yang memakan waktu 30 hingga 36 jam.
“Dengan adanya planning and control yang baik, serta kesiapan alat dan sumber daya, proses operasional di TPK Ambon kini jauh lebih cepat dan efisien,” kata Abraham.
Ia menambahkan bahwa kecepatan bongkar muat kini bisa mencapai 25 hingga 45 boks per jam, dibandingkan sebelum transformasi yang hanya berkisar 16-18 boks per jam.
Abraham juga menyampaikan harapan agar pengelola TPK Ambon segera menyelesaikan penguatan dermaga dan menambah rel quay container crane (QCC) untuk meningkatkan kapasitas pelayanan.
“Sudah hampir setahun dermaga hanya bisa digunakan untuk satu tambatan. Kami berharap perbaikan segera rampung agar dua kapal bisa dilayani sekaligus,” ujar Abraham.
Kris Mengko, Kepala Operasional Temas Lines Cabang Ambon, turut memuji percepatan operasional di TPK Ambon. Salah satu faktor pendukungnya adalah kesiapan alat bongkar muat, terutama QCC yang tingkat operasionalnya mencapai 86 persen. Kris berharap tingkat kesiapan alat bisa ditingkatkan hingga minimal 90 persen.
Temas Lines mencatatkan rata-rata dua kedatangan kapal per bulan di TPK Ambon, dengan rata-rata bongkar muat 150 boks per kapal. Saat ini, waktu tambat kapal hanya membutuhkan 4 jam, jauh lebih cepat dibandingkan 10 jam sebelum transformasi.
"Pelayanan di lini 1 terminal yang dioperasikan SPTP sudah sangat baik. Kami hanya berharap peningkatan layanan di lini 2," kata Kris.
Terminal Head TPK Ambon, Yandi Sofyan Hadi, menjelaskan bahwa transformasi yang dilakukan mencakup aspek sumber daya manusia, proses, dan teknologi. Standarisasi operasional serta implementasi TOS Nusantara sebagai sistem operasi terminal peti kemas telah membantu meningkatkan efisiensi terminal.
TPK Ambon juga sedang meningkatkan kekuatan dermaga sepanjang 162 meter dan menambah panjang rel QCC hingga 160 meter, sehingga nantinya QCC dapat melayani hingga 320 meter dermaga untuk dua kapal peti kemas sekaligus.
“Kami menyadari pekerjaan di dermaga mungkin sedikit menghambat aktivitas kapal karena hanya dapat digunakan untuk satu kapal saat ini. Namun, ke depannya, kami optimis dengan peningkatan ini, operasional di TPK Ambon akan semakin maksimal dalam melayani perusahaan pelayaran,” tutup Yandi.
Editor : Arif Ardliyanto