SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Suasana istimewa menyelimuti lantai enam Movenpick Surabaya City. Diiringi lantunan musik blues yang memecah keheningan malam, langit Surabaya tampak cerah. Venue yang didesain apik untuk menghadirkan nuansa musik blues di tengah kota, menciptakan suasana santai dan intim.
Sejak memasuki area festival, hawa blues dan rock n roll sudah terasa. Banyak penikmat musik dan musisi blues, baik dari dalam maupun luar kota, berkumpul di sana. Acara ini menampilkan dua band ternama di ranah musik lokal, yakni Java Blues dan The Portal.
Di sela-sela dentingan gitar dan beat yang khas, Iwan, vokalis The Portal, band rock n roll kawakan asal Surabaya mengatakan bahwa
dia bersama dengan lima personil tetapnya, membawakan 10 lagu original mereka sendiri, semuanya bernapas rock n roll yang penuh energi.
Sementara itu, David Sejahtera, promotor dari Kruks, berbagi cerita tentang persiapan acara. Ia bilang, Java Blues Festival ini persiapannya hanya satu minggu, tapi penuh tantangan.
"Mulai dari sponsor, sinkronisasi antara hotel dan musisi, hingga menjaga semangat tim agar tetap solid," ungkapnya.
David pun memiliki visi yang besar, memberikan ruang bagi musisi blues di Surabaya, yang menurutnya masih minim. "Saya ingin musisi-musisi senior bisa kembali menikmati kejayaan mereka," ujar David penuh antusias.
Ia bakal terus menyelenggarakan Java Blues Festival setiap bulan di berbagai hotel di Jawa Timur. "Bayangkan, 12 bulan penuh, musisi-musisi ini bisa hidup dari karyanya setiap bulan," tambahnya.
Darwin, pemilik label Porture, menjelaskan seluk beluk The Portal. Band ini adalah salah satu dari 24 band yang berada di bawah naungannya. Porture berdiri sejak tahun 2017, dan sejak akhir 2022 pihaknya mulai memberikan wadah resmi bagi para musisi yang ingin berkembang.
Darwin menjelaskan bagaimana Porture mendukung band-band lokal melalui dua album kompilasi yang memuat 24 lagu dari masing-masing band.
"Kami ingin memberi mereka wadah untuk tampil. Cukup dua lagu, bisa bergabung dengan kami, dan kami siap memfasilitasi segala kebutuhan mereka," jelasnya.
Di Java Blues Festival, para musisi dan penonton tidak hanya menikmati musik, tetapi juga menyaksikan sebuah gerakan untuk menghidupkan kembali skena musik blues di Surabaya.
Di akhir acara, ketika nada terakhir terdengar, semua kembali ke realita, namun dengan semangat baru. Blues, rock n roll, dan mimpi-mimpi musisi lokal kini punya tempat yang lebih hidup.
Editor : Ali Masduki