SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Banyak yang menganggap pahlawan hanya mereka yang berjuang melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, makna pahlawan jauh lebih luas dari itu.
Pahlawan adalah sosok yang berani memperjuangkan kebenaran. Artinya, sosok pahlawan tidak hanya hidup di masa lampau, tetapi juga di masa kini dan masa depan.
Hal ini diungkapkan oleh Endang Winarsih, Kepala UPT Pengembangan Teknik Keterampilan dan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ia menegaskan bahwa perempuan juga memiliki peran penting sebagai pahlawan dan memiliki pengalaman kepahlawanan yang inspiratif.
"Yang harus disadari, perempuan juga adalah pahlawan. Meskipun kisah kepahlawanan seringkali dikaitkan dengan laki-laki, perempuan juga memiliki pengalaman dan sisi kepahlawanan yang layak diangkat," ujar Endang pada Minggu (10/11).
Endang menambahkan bahwa banyak pengalaman kepahlawanan perempuan yang jarang terungkap, baik di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Salah satu contohnya adalah perjuangan perempuan di bidang pendidikan. Endang mengungkapkan bahwa banyak perempuan yang berjuang keras untuk mendapatkan pendidikan agar bisa mengangkat harkat dan martabatnya.
Perjuangan mereka seringkali dilakukan dalam kesunyian, namun dampaknya sangat besar bagi kemajuan bangsa.
UPT Pengembangan Teknik Keterampilan dan Kejuruan, tempat Endang bekerja, memiliki program yang telah melahirkan enam angkatan selama satu tahun.
Program ini berupa pelatihan Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi Keahlian siswa SMK/SMA Negeri di Jawa Timur menuju Millennial Incubation for Entrepreneurship dan Innovation (Milea).
"Di sini, kami berjuang untuk mengajak siswa praktik agar meningkatkan kompetensinya," jelas Endang.
"Mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan kompetensi sesuai jurusan yang dipelajari di sekolah," lanjutnya.
Program Milea bertujuan untuk memberikan manfaat bagi seluruh siswa SMK/SMA, terutama bagi mereka yang sekolahnya terbatas secara sarana prasarana. Para siswa diasah kemampuan soft skill dan hard skill sesuai dengan bidang keterampilan yang diminati.
Mereka juga mendapatkan pendampingan langsung dari instruktur profesional dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Tujuannya agar anak-anak kita memiliki kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja dan dunia industri, termasuk kemampuan berwirausaha.
"Program ini menandai komitmen kami untuk memajukan pendidikan vokasi di Jawa Timur. Kami tidak hanya berusaha meningkatkan kompetensi keahlian siswa, tetapi juga menyiapkan mereka menghadapi tantangan global di era digital saat ini," terangnya.
Endang mengakhiri dengan pesan yang menginspirasi, "Inilah saatnya kita membagikan pengalaman kepahlawanan, sekecil apapun itu. Menjadi pahlawan bukan hanya di masa lalu, tetapi juga di masa kini dan masa yang akan datang," tandasnya.
Editor : Ali Masduki