SURABAYA, iNewsSurabaya.id - "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah." Kalimat yang diucapkan oleh Bung Karno dalam pidatonya pada tahun 1966 ini telah menjadi semboyan yang selalu terpatri di hati rakyat Indonesia. Di Jawa, ungkapan "Eling asale eling baline" juga mengingatkan kita agar tidak melupakan asal-usul dan perjalanan hidup yang membentuk diri.
Berlandaskan falsafah inilah, SMK IPIEMS Surabaya berupaya menanamkan nilai kepahlawanan kepada para siswanya melalui peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2024 lalu.
Peringatan dimulai pada Sabtu pagi, 9 November 2024, dengan acara tabur bunga dan doa bersama di makam Bung Tomo, salah satu pahlawan yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Di bawah sinar matahari yang hangat, perwakilan siswa dari tiap kelas bersama anggota OSIS dan para guru berkumpul dengan khidmat. Mereka mengingat kembali semangat Bung Tomo yang dulu mampu membakar semangat arek-arek Suroboyo dalam perjuangan melawan penjajah.
Kehangatan matahari seakan menjadi saksi bisu dedikasi para siswa yang hadir untuk menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur.
Ketika sebagian besar remaja menghabiskan malam minggunya dengan bersenang-senang, siswa-siswi SMK IPIEMS justru memilih jalur berbeda. Pada malam harinya, mereka diajak menyelami perjuangan Jenderal Sudirman yang tetap memimpin perang gerilya meskipun dalam kondisi sakit dan harus ditandu.
Kisah heroik tersebut ditonton bersama melalui film Jenderal Soedirman. Semua siswa tampak antusias dan terpaku menyaksikan bagaimana sang jenderal dengan gigih memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Kegiatan ini ditutup dengan pemaparan sejarah Jenderal Sudirman yang disampaikan oleh Ainin, Guru Sejarah SMK IPIEMS. "Film ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan tidak mengenal kata menyerah, meski rintangan begitu berat," ujar Ainin.
Rangkaian acara berlanjut hingga Senin pagi, 11 November 2024, yang menjadi puncak peringatan Hari Pahlawan di halaman sekolah. Setelah apel pagi, digelar karnaval yang diikuti oleh seluruh guru dan siswa.
Tiap kelas tampil dengan kostum pahlawan yang telah dipersiapkan sebelumnya, memberikan suasana semarak dan penuh warna. Sepanjang rute karnaval, keseruan semakin bertambah dengan lomba teatrikal bertema perjuangan di tiga pos berbeda.
Salah satu penampilan yang mencuri perhatian datang dari kelas XI Progam Siaran dan Pertelevisian (PSPT) yang menampilkan drama teatrikal tentang Gerbong Maut Bondowoso.
Drama tersebut mengisahkan bagaimana ratusan tawanan baik tentara Republik Indonesia maupun rakyat biasa tewas perlahan dalam gerbong kereta tanpa ventilasi saat dipindahkan oleh Belanda dari Bondowoso ke Surabaya.
"Drama ini dibawakan dengan penuh emosi, menghidupkan kembali peristiwa tragis yang menggetarkan hati para penonton," ucap Kepala SMK IPIEMS, Akhmad Fauzi.
SMK IPIEMS Surabaya menanamkan nilai kepahlawanan kepada para siswanya melalui peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2024 lalu. Foto iNewsSurabaya/ist
Setibanya kembali di sekolah, suasana haru masih terasa ketika Bagas Trirama Sadewa, siswa kelas X PSPT sekaligus anggota OSIS, mempersembahkan puisi kepahlawanan dan drama singkat tentang perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato.
Akhmad Fauzi memuji penampilan siswa-siswanya yang mampu menghidupkan kembali semangat perjuangan para pahlawan dengan cara yang kreatif dan menghibur.
Acara diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada kelas yang tampil dengan kostum dan drama paling menarik. Ketua Panitia, Aldito Primatama, S.Pd., berharap kegiatan ini mampu menanamkan rasa hormat dan terima kasih dari para siswa terhadap para pahlawan.
"Semoga semangat perjuangan para pahlawan dapat menginspirasi siswa-siswi untuk tidak takut menghadapi masa depan, sebagaimana tema kegiatan tahun ini: ‘Masa lalu kukenang, hari ini kuperjuangkan, dan masa depan kutantang’," ungkap Aldito.
Melalui serangkaian kegiatan ini, SMK IPIEMS tak hanya mengajarkan sejarah, tetapi juga membangkitkan rasa nasionalisme pada generasi muda, agar semangat pahlawan tidak hanya menjadi cerita masa lalu, tetapi terus hidup di hati setiap siswa untuk menantang masa depan dengan keberanian.
Editor : Arif Ardliyanto