Ia juga menyebut rencana strategis memperluas jaringan kereta api, termasuk di Pulau Madura, yang kini telah dimulai dengan studi kelayakan bersama Kementerian Perhubungan.
Selain itu, tol Probolinggo-Banyuwangi yang segera rampung hingga Besuki akan membuka akses baru ke kawasan Bondowoso, Situbondo, dan Jember.
Komitmen terhadap Keberlanjutan
Khofifah menekankan pentingnya menjaga lingkungan dalam pembangunan. Selama lima tahun terakhir, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Jawa Timur terus meningkat.
“Kami telah memberikan sanksi kepada 89 perusahaan yang melanggar aturan, termasuk sanksi pidana, perdata, dan administratif,” tegasnya.
Ia juga menggarisbawahi langkah-langkah inovatif dalam pengelolaan sampah, termasuk pengembangan 5.103 bank sampah, 351 tempat pembagian sampah berbasis 3R (reduce, reuse, recycle), dan 50 TPA dengan sistem sanitary landfill.
“Kami telah memulai pengolahan limbah B3 di Dawarblandong, yang telah berjalan selama dua tahun,” jelas Khofifah.
Pasca debat ini, Pengamat politik dari Citra Institute, Yusak Farhan, menilai bahwa Khofifah-Emil unggul berkat rekam jejak dan penguasaan materi debat. “Kinerja nyata mereka selama lima tahun terakhir memberikan dampak elektoral positif. Bila berbicara tentang interkoneksititas Khofifah-Emil bukan hanya berbicara teori, tetapi sudah membuktikan pengalaman di lapangan,” ujarnya.
Menurut Yusak, pengalaman memimpin Jawa Timur membuat Khofifah-Emil menjadi pasangan paling lengkap dibandingkan kandidat lain. “Dukungan terhadap mereka semakin kuat, terutama menjelang waktu pencoblosan,” tambahnya.
Mengakhiri debat, Khofifah mengajak masyarakat Jawa Timur untuk menjaga suasana kondusif selama Pilkada serentak dan menggunakan hak pilih pada 27 November 2024.
“Kami mohon maaf jika aktivitas kampanye kami mengganggu, dan mengajak semua pihak untuk bersama-sama menciptakan Pilkada yang damai,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto