SURABAYA, iNewsSurabaya.id - PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik bagi pelanggan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mencegah gangguan yang disebabkan oleh faktor eksternal, seperti benda asing yang mendekati jaringan listrik.
Benda-benda seperti layang-layang, ranting pohon, gangguan akibat hewan, atau bahkan bangunan yang terlalu dekat dengan jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dapat mengganggu aliran listrik.
Untuk mencegah hal ini, PLN UIT JBM tidak hanya melakukan pemantauan rutin terhadap infrastruktur kelistrikan, tetapi juga gencar melakukan sosialisasi jarak aman dari tower transmisi di seluruh wilayah kerja.
"Petugas kami secara rutin memastikan jarak aman terhadap infrastruktur PLN. Sosialisasi terkait jalur SUTT dilakukan di berbagai lokasi, seperti Desa Bengkel, Kediri, dan Tabanan di Bali, khususnya di area SUTT 150kV Antosari - Tanah Lot. Petugas di lapangan secara proaktif menyampaikan kepada masyarakat jika dalam pantauan terdapat aktivitas warga yang mendekati jarak aman dengan jaringan tower," kata General Manager PLN UIT JBM, Amiruddin.
Amiruddin menambahkan bahwa sosialisasi jarak aman infrastruktur PLN ini merupakan bentuk komitmen PLN untuk menjaga sistem kelistrikan yang andal, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Selain dalam rangkaian Pilkada serentak 2024, saat ini juga sudah memasuki liburan anak-anak dan jelang Nataru. Oleh karena itu, PLN terus memastikan seluruh infrastruktur dalam kondisi aman dan fungsi peralatan tidak terganggu oleh faktor benda asing," jelas Amiruddin.
Amiruddin juga mengajak masyarakat untuk ikut menjaga sistem kelistrikan yang andal. PLN tetap berkomitmen memastikan sistem kelistrikan yang andal dengan pemantauan secara real time.
"Kami mengajak masyarakat untuk berpartisipasi menjaga kelistrikan dengan bijak, seperti tidak bermain layang-layang di dekat jaringan listrik, menggunakan mulsa untuk petani yang berpotensi mengenai jaringan jika terbawa angin, dan memerhatikan jarak aman dalam beraktivitas atau mendirikan bangunan di bawah jaringan transmisi," pungkas Amiruddin.
Editor : Ali Masduki