JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Kepala pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang Wiko F Diaz mengungkapkan kendala pencarian pemuda yang hilang tenggelam terseret arus sungai Watudakon, Kecamatan Kesamben, Sabtu pagi, (7/12/2024).
Menurut dia, banyaknya material berupa pepohonan dan ranting ditambah lagi intensitas hujan tinggi di wilayah setempat membuat tim BPBD kesulitan mencari keberadaan korban bernama Dedy Teguh Harianto (26), warga desa setempat.
"Untuk kendalanya, lokasi di sini, banyak pepohonan dan ranting, ditambah hujan tinggi, material terbawa arus juga tebal," kata Wiko kepada wartawan di lokasi pencarian, (7/12/2024), siang.
Kendati demikian, dia memastikan bahwa pencarian korban terus dilakukan setelah Dedy dilaporkan tenggelam saat berusaha menyelamatkan benih padi di sawah. Pencarian hari pertama ini difokuskan pada lokasi korban dinyatakan hilang.
"Tim dengan peralatan masih menyisir lokasi. Kita petakan kira kira lokasi mana untuk dilakukan pendalaman. Sedang berusaha mencari, arus deras material juga banyak ini tantangan menemukan korban," ujarnya.
Dikatakan Wiko, dalam pencarian pasca-kejadian ini pihaknya menurunkan satu regu berikut armada berupa perahu karet dan peralatan selam. Pencarian itu juga dibantu relawan dan masyarakat setempat. "Kita juga menunggu perkembangan jika dibutuhkan tenaga Basarnas, makan berkoordinasi dengan Basarnas. Pencarian saat ini masih di area radius tenggelam," tandasnya.
Dedy dilaporkan tenggelam di Avour Watudakon Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang sekitar pukul 07.15 WIB. Dedy bersama keluarganya saat itu ke sawah untuk menyelamatkan benih padi yang hanyut terbawa arus sungai. Nahas, saat berusaha menyelamatkan benih padi, Dedy dan calon istrinya justru tenggelam dan terseret arus yang deras.
"Calon istrinya yang juga tenggelam diselamatkan sama ayah korban, namun Dedy tinggal kelihatan tangannya saja kemudian gak nututi hanyut di sungai, tak tertolong," kata Kepala Dusun, Watudakon Arif Huda.
Menurut Arif, kondisi sungai yang disebutnya segoro penuh air hingga meluap ke areal persawahan. Selain itu, sungai juga dipenuhi dengan berbagai macam material. "Selama 4 hari hujan tinggi jadi air meluap. Kondisi sungai belum dinormalisasi jadi banyak pohon tumbang dan barang-barang lainnya," tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto