JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang menjadi tuan rumah bahtsul masail kubro se-Jawa-Madura Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) ke-42 tahun ini. Acara yang menghadirkan delegasi dari lebih dari 250 pondok pesantren se-Jawa dan Madura tersebut berlangsung selama dua hari 7-8 Desember 2024.
Acara itu sekaligus rangkaian peringatan 2 Abad Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang. Bahtsul Masail yang terbagi dalam beberapa tiga komisi membahas berbagai persoalan kekinian. Mulai dari buzzer, polemik pernikahan artis hingga fenomena joget tiktok yang kerap menjadi viral di media sosial.
Berdasarkan jadwal yang didapat iNews, komisi A membahas tentang Stem Cell Untuk Rejuvenasi Kulit dari Pondok Pesantren (PP) Al-Falah Ploso Kediri, Cutting Ikan Koi Karantina dari PP. Nurul Kholil Bangkalan, Penerima Beasiswa LPDP Enggan Kembali ke Indonesia dari PP. Lirboyo Induk dan Memberi Rating Bintang, Kontroversi Razia Rumah Makan Padang daru PP Babakan Ciwaringin.
Komisi B membahas tentang Buzzer dari PP. Queen Al-Falah Ploso, Polemik Pernikahan Artis dari PP. Bahrul Ulum Tambakberas, Penggunaan Aplikasi Belanja Online di Tengah-Tengah Ibadah Jum’at dari PP. Hidayatus Sholihin Turus, Refund E-Commerce dari PP. Raudlatul Ulum Besuk, Penolakan Oleh Tenaga Pendidik dari PP. HM Ngunut dan Fenomena Joget Tiktok dari PP. An-Najah Denanyar Jombang.
Kemudian pada komisi C membahas Eksploitasi Kidsfluencer dari PP. Al-Mubarak Lan Bulan Madura, Menyoal Salam Lintas Agama dalam Panggung Toleransi dari HMC, Pesantren Numpang Air di Masjid dari PP. Al-Hamidy Banyuanyar, Anak Bertangan Kidal dari PP. Fadllul Wahid Grobogan, Pasien yang Tersia-Siakan dari PP. Darussalam Blokagung dan Budaya yang Terancam dari PP. Mahir ar-Riyadh Ringinagung.
Ketua FMPP Adibus Sholeh Anwar atau Gus Adib dari pondok pesantren Lirboyo Kediri menjelaskan, Bahtsul Masail di pondok pesantren Bahrul Ulum Jombang merupakan yang ketiga kalinya. Hal itu sangat bagus karena untuk menyambungkan sanad dengan para pendiri pesantren tersebut.
Gus Adib mengungkapkan FMPP didirikan sejak 1985. Walhasil, seiring laju Waktu FMPP tetap eksis. Untuk Bahtsul kali ini banyak hal yang dibahas termasuk fenomena kekinian tentang buzzer atau pendengung.
"Diharapkan hasil Bahtsul Masail bisa menjadi solusi di masyarakat. Salah satu yang kita bahas adalah masalah buzzer. Ini menunjukkan bahwa Bahtsul Masail selalu up to date. Selalu mengikuti perkembangan zaman," kata Gus Adib saat sambutan pembukaan Bahtsul Masail yang dihadiri para kiai pesantren Bahrul Ulum dan juga KH Anwar Manshur Lirboyo.
Menurut Gus Adib, Bahtsul Masail merupakan ruh dari pesantren. Karena hal itu sebagai bentuk Khidmah dalam keagamaan kepada masyarakat. "Hari ini yang duduk sebagai peserta, kedepan saya harap bisa duduk sebagai perumus," ujar di hadapan ratusan peserta.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum (YPPBU) KH. M. Wafiyul Ahdi mengungkapkan harapannya agar Bahtsul Masail ini dapat menghidupkan semangat kajian keilmuan di kalangan santri, khususnya di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
"Tradisi kajian turats harus semakin dikuatkan, meskipun usia pesantren kita sudah mencapai dua abad dan akan memasuki abad ketiga. Semoga kegiatan ini mampu memberikan solusi hukum Islam yang relevan bagi masyarakat," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Gus Wafi ini mengucapkan terima kasih kepada FMPP yang memberikan kepercayaan Bahrul Ulum Tambakberas menjadi tuan rumah Bahtsul Masail. Ia juga menyampaikan pesan kepada para peserta untuk menjadikan hasil Bahtsul Masa'il sebagai referensi dalam menjawab problematika hukum yang dihadapi masyarakat.
"Semoga hasil dari Bahtsul Masail ini memberikan dampak positif dan menjadi salah satu solusi bagi problem hukum Islam di tengah masyarakat," kata Gus Wafi.
Editor : Arif Ardliyanto