SURABAYA, iNews.id – Kota Surabaya tidak hanya terkenal sebagai kota perjuangan. Namun, kota ini juga terkenal dengan sebutan kampong lontong, makanan khas yang menjadi ikon baru yang berada di Kota Pahlawan.
Kampung tersebut berada di Banyuurip Lor X dan XI, Kelurahan Kupang Krajan, Sawahan. Di wilayah ini terdapat satu kampung yang mayoritas penduduknya membuat usaha lontong. Di kawasan tersebut, puluhan warga tiap hari sibuk membuat lontong di rumahnya. Tumpukan daun pisang dan karung beras, tampak memenuhi teras rumah.
Salah satu pembuat lontong bernama Sutri menceritakan, dahulu pertama kali di Kampung Banyuurip Lor yang membuat lontong adalah Ramiah, sekitar tahun 1980-an. Awalnya, warga setempat banyak yang membuat usaha tempe.
Karena semakin banyak, Ramiah kemudian membuat usaha pembuatan lontong. Setelah berjalannya waktu, usaha lontongnya diterima di pasaran. Kemudian terus berkembang pesat dan membuat warga sekitar turut membuat usaha lontong. "Setiap hari saya buat lontong menghabiskan beras sekitar 25 kilogram," ujar Sutri.
Sutri menjelaskan, proses membuat lontong membutuhkan waktu lumayan lama. Mulai dari pembuatan tempat dari daun pisang. Kemudian memasukkan beras dan memasak yang memakan waktu sekitar lima sampai enam jam. "Lontong dijual pedagang di Pasar Simo," terangnya.
Dia mengungkapkan, untuk setiap satu lontong dijual dengan harga Rp 2.500 hingga Rp3.500. Sementara itu, Sutri mengaku sudah membuat usaha lontong sejak tahun 2006 lalu. Ia mengerjakan usaha rumahan itu bersama keluarganya.
"Sehari mampu produksi 600 lontong. Untuk lontong saya diambil pedagang dijual di Pasar Tembok," ucapnya.
Selain dijual di pasar Kota Pahlawan, lontong hasil usaha warga Banyuurip Lor juga dipasarkan hingga ke Sidoarjo, dan Gresik. Hingga saat ini, peminat lontong terus meluas, masyarakat semakin dekat dengan lontong. Bahkan lontong sudah menjadi ikon Kota Surabaya yang mulai melenda di daerah-daerah lain.
Editor : Arif Ardliyanto