Relawan mahasiswa ini memberikan pembelajaran interaktif kepada siswa SD dan SMP, menggabungkan konsep bermain dan pengembangan soft skills.
"Sekolah Rakyat bukan sekadar bimbingan belajar, tetapi juga tempat di mana anak-anak mendapatkan keterampilan hidup yang bermanfaat," jelas Aliyudin.
Saat ini, sudah ada sekitar 10 wilayah pinggiran di Surabaya yang siap dijangkau oleh program ini. Para relawan akan aktif memberikan pendampingan, pengajaran, dan berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan anak-anak di sana.
Sekolah Rakyat Garda Puti yang memiliki Misi mencerdaskan Anak Pinggiran Kota. Foto iNewsSurabaya/arif
Rusalle, Ketua Sekolah Rakyat, menekankan pentingnya program ini dalam menekan angka buta huruf di Jawa Timur. "Kami hadir untuk ikut mencerdaskan anak-anak bangsa, khususnya mereka yang belum mendapatkan akses pendidikan memadai," ujarnya.
Lebih dari itu, ia berharap Sekolah Rakyat bisa terus berkembang dengan kontribusi dari para mahasiswa yang memiliki keterampilan khusus.
"Banyak relawan yang mahir dalam public speaking, bisnis, atau keterampilan lainnya. Ilmu-ilmu ini akan mereka ajarkan kepada siswa," tambah Rusalle.
Dengan dukungan mahasiswa dan relawan, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi tonggak perubahan bagi pendidikan di wilayah pinggiran Surabaya.
Komitmen ini tidak hanya membawa harapan baru bagi anak-anak yang membutuhkan, tetapi juga menjadi bukti nyata kontribusi generasi muda dalam membangun bangsa.
Editor : Arif Ardliyanto