Tiga Guru Besar Baru Dikukuhkan di Untag Surabaya, Singgung Momen Unik hingga Sindiran Asam Sulfat
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/12/0c842_guber-untag.jpg)
SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya kembali menambah jajaran akademiknya dengan mengukuhkan tiga guru besar baru. Pengukuhan ini dipimpin langsung oleh Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM, CMA, CPA, dalam sebuah upacara akademik yang berlangsung di Graha Wiyata, Lantai 9, pada Selasa (11/2/2025).
Tiga akademisi yang meraih gelar Guru Besar adalah Prof. Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MBA, MM dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Dr. Drs. Teguh Priyo Sadono, MSi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Prof. Dr. Ir. Wardah, MP, MM dari Fakultas Vokasi.
Momen Unik: Kesalahan Penyebutan Nama dan Sindiran Asam Sulfat
Pengukuhan ini tidak hanya menjadi momen akademik yang sakral, tetapi juga diwarnai insiden unik di atas panggung. Prof. Dr. Drs. Teguh Priyo Sadono, MSi secara tidak sengaja menyebut nama Rektor Prof. Dr. Mulyanto Nugroho dengan panggilan "Mulyono", yang langsung mengundang gelak tawa dari para hadirin.
Tak hanya itu, Prof. Dr. Ir. Wardah, MP, MM turut memberikan sindiran halus terkait pernyataan viral Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengenai asam folat dan asam sulfat.
"Saya ingat itu (pernyataan Mas Gibran), yang benar itu asam folat, bukan asam sulfat. Kalau asam sulfat dikonsumsi, piye? Bahaya!" ujarnya, disambut tawa audiens.
Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, menyampaikan bahwa pengukuhan ini menjadi bukti konsistensi Untag dalam meningkatkan kualitas akademik dan kontribusi keilmuan.
"Alhamdulillah, hari ini kita mengukuhkan tiga guru besar baru, sehingga totalnya menjadi 25. Kami terus mendorong para dosen yang memenuhi syarat untuk meraih gelar Guru Besar, sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menargetkan bahwa pada tahun 2025, Untag Surabaya dapat melahirkan 10 Guru Besar baru, dengan dukungan penuh dari universitas maupun pemerintah.
Dalam pengukuhannya, Prof. Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MBA, MM menyampaikan orasi ilmiah bertajuk "Pengaruh Kepemimpinan Profetik terhadap Ketaatan kepada Kiai dan Komitmen Organisasi di Pesantren".
Menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki 26.975 pesantren dengan lebih dari 2,58 juta santri (berdasarkan data Kementerian Agama RI).
"Studi ini menyoroti bagaimana kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, yang berlandaskan keadilan dan kebijaksanaan, menjadi model utama dalam membentuk karakter dan komitmen santri di pesantren," jelasnya.
Penelitian ini juga menyoroti peran kepribadian guru dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan efektif, sejalan dengan tantangan pendidikan modern.
Dengan bertambahnya tiga guru besar ini, Untag Surabaya semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu kampus swasta terdepan dalam pengembangan akademik di Indonesia. Dukungan terhadap penelitian dan pengabdian masyarakat terus diperkuat, menjadikan Untag sebagai pusat inovasi keilmuan yang berdaya saing tinggi.
Editor : Arif Ardliyanto