Bank Jatim Raih Laba Bersih Tertinggi di Antara BPD, Dorong Sinergi dan Layanan Digital

JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menorehkan prestasi gemilang dengan berhasil meraih laba bersih terbesar di antara seluruh BPD di Indonesia sepanjang tahun 2024.
Hal itu diungkapkan dalam Pemaparan Publik Kinerja Laporan Keuangan Tahun Buku 2024 yang digelar pada Kamis (20/3) di Jakarta, dihadiri oleh jajaran direksi Bank Jatim.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, mengungkapkan tahun 2024 menjadi titik balik bagi Bank Jatim dengan terjalinnya kolaborasi Kelompok Usaha Bank (KUB) bersama Bank NTB Syariah.
"Kolaborasi KUB ini akan menciptakan sinergi yang berkelanjutan, tidak hanya di aspek permodalan, namun juga keuangan, bisnis, dan aspek pendukung lainnya," ujar Busrul.
Kinerja keuangan Bank Jatim secara konsolidasi, yang mencakup kinerja Bank NTB Syariah, menunjukkan pertumbuhan positif. Aset Bank Jatim mencapai Rp 118 triliun, meningkat 13,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan ini terutama ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit sebesar Rp 75,3 triliun (37,6% YoY) dan pengelolaan dana pihak ketiga sebesar Rp 90 triliun (15% YoY).
"Berkat pengelolaan aset yang baik, Bank Jatim mampu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 5,7 triliun, meningkat 13,6% (YoY)," tambah Busrul.
Capaian paling signifikan adalah laba bersih Bank Jatim (bank only) yang mencapai Rp 1,28 triliun. Angka ini menjadikan Bank Jatim sebagai BPD dengan laba terbesar di Indonesia.
"Di tengah tantangan ekonomi makro dan domestik, kami bersyukur Bank Jatim mampu membukukan kinerja terbaik di antara peer group BPD, terutama dalam perolehan laba bersih untuk bank only periode tahun buku 2024," ungkap Busrul.
Bank Jatim juga menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan dengan menyediakan kredit yang berwawasan lingkungan di berbagai sektor, seperti efisiensi energi, pengelolaan sumber daya alam, dan pengelolaan air dan limbah.
Selain itu, Bank Jatim aktif dalam penyaluran CSR di bidang pendidikan, kesehatan, dan kegiatan sosial lainnya.
Menjelang tahun 2025, Bank Jatim optimistis peluang bisnis akan terus tumbuh.
"Kapasitas bisnis Bank Jatim di tahun 2025 akan ditingkatkan secara unorganik melalui sinergi KUB dengan BPD lainnya," kata Busrul.
Bank Jatim telah bersinergi dengan Bank NTB Syariah dan di tahun 2025 akan dilanjutkan dengan 4 BPD lainnya yang telah menandatangani Share Holder Agreement (SHA).
Bank Jatim juga akan memanfaatkan roadmap BPD 2024-2027 untuk menjadi anchor/mitra strategis bagi BPR/BPRS. Hal ini akan memperkuat positioning Bank Jatim di pasar dan meningkatkan market share.
Bank Jatim terus berupaya mengoptimalkan layanan digital melalui JConnect dan Agen Jatim, yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran kredit.
"Demi mengoptimalkan layanan perbankan untuk daerah yang memiliki potensi bisnis besar, Bank Jatim juga memaksimalkan layanan melalui Agen Jatim," ujar Busrul.
Direktur Bisnis Mikro, Ritel, dan Usaha Syariah Bank Jatim, R. Arief Wicaksono, menambahkan bahwa Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 16,98% (YoY) di tahun 2024, melampaui pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya 10,39% (YoY) menurut OJK.
Untuk tahun 2025, Bank Jatim menargetkan pertumbuhan aset dan DPK sebesar 2-3% dan pertumbuhan kredit sebesar 14-16%. Manajemen juga akan menjaga aset produktif yang ideal dan berkualitas serta memastikan seluruh potensi risiko sesuai dengan risk appetite.
Bank Jatim akan melanjutkan rencana strategis korporasi, termasuk KUB, konsolidasi BPR, dan aksi korporasi lainnya. Keberhasilan Bank Jatim dalam meraih laba bersih terbesar di antara BPD, menunjukkan strategi yang tepat dan komitmen kuat terhadap pertumbuhan bisnis dan keberlanjutan.
Editor : Ali Masduki