Ricky Harun Bebas Kacamata Setelah Operasi Lasik ZEISS SMILE di Surabaya, Ngaku Olahraga Nyaman

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Aktor terkenal, Ricky Harun, baru-baru ini berbagi pengalaman pribadi yang menginspirasi setelah menjalani operasi mata Lasik ZEISS SMILE di National Eye Center (NEC) Surabaya. Ricky, yang dikenal sebagai penggemar olahraga, merasa sangat terbantu dengan prosedur tersebut, yang memungkinkan dia untuk kembali beraktivitas tanpa perlu bergantung pada kacamata.

Ricky Harun mengungkapkan bahwa sebagai seseorang yang aktif berolahraga, kacamata seringkali menjadi kendala. Aktivitas fisik seperti futsal, jogging, dan panahan menjadi lebih sulit dilakukan saat harus memakai kacamata. Karena alasan ini, Ricky memutuskan untuk melakukan operasi Lasik di NEC Surabaya agar bisa bebas dari kacamata.

"Saya sangat senang bisa bebas dari kacamata. Hobi saya olahraga, dan kini saya bisa melakukannya tanpa kendala. Futsal, jogging, running, bahkan panahan pun bisa saya nikmati tanpa masalah," ujar Ricky Harun dengan penuh semangat.

Setelah mendapatkan berbagai rekomendasi dan melakukan riset, Ricky memilih untuk menjalani operasi Lasik dengan teknologi ZEISS SMILE yang tersedia di NEC Surabaya. Meskipun awalnya sempat merasa cemas, Ricky merasa prosesnya jauh lebih cepat, mudah, dan tidak sakit berkat dukungan teknologi canggih.

"Awalnya saya agak takut, tapi ternyata prosesnya sangat cepat dan mudah. Rasanya tidak sakit sama sekali. Ini semua berkat teknologi yang sangat tepat," ungkap Ricky.

Sebelum melakukan operasi Lasik ZEISS SMILE, Ricky menjalani serangkaian pemeriksaan mata lengkap, yang dikenal dengan istilah Pre-lasik. Dari pemeriksaan tersebut, terungkap bahwa ukuran minus dan silinder pada matanya mengalami sedikit perubahan.

"Setelah pemeriksaan Pre-lasik, ukuran minus saya berubah menjadi 1,75 dan silinder 2,2. Itu menunjukkan pentingnya Pre-lasik agar hasil operasi bisa maksimal," tambah Ricky.

Ricky mengungkapkan bahwa setelah melakukan riset dan membandingkan berbagai tempat untuk melakukan operasi lasik di Indonesia, ia memutuskan memilih NEC Surabaya karena fasilitas dan metode yang ditawarkan sangat lengkap, termasuk metode Presbyond untuk lasik mata plus, yang sangat penting karena usianya sudah hampir 40 tahun.

"Saya butuh edukasi yang lengkap mengenai operasi lasik, dan NEC Surabaya menawarkan semua itu. Di sini, saya merasa sangat yakin, apalagi ada teknologi Presbyond untuk lasik mata plus, yang sangat berguna jika saya butuh prosedur lebih lanjut," jelas Ricky.

Namun, setelah pemeriksaan lebih lanjut, Ricky disarankan untuk menggunakan Lasik ZEISS SMILE, yang merupakan teknologi terbaru untuk mengatasi miopia (minus) dan astigmatisme (silinder) dengan pemulihan yang lebih nyaman.

Operasi Lasik Ricky Harun ditangani oleh Dr. Uyik Unari, SpM(K), seorang dokter spesialis mata yang berpengalaman di NEC Surabaya. Menurut Dr. Uyik, hasil pemeriksaan mata Ricky menunjukkan bahwa Lasik diperlukan untuk mengatasi minus dan silinder pada mata Ricky, agar ia bisa bebas kacamata.

"Hasil pemeriksaan Pre-lasik Ricky Harun menunjukkan bahwa ia bisa melanjutkan operasi menggunakan metode ZEISS SMILE, yang merupakan pilihan terbaru dalam prosedur lasik," ujar Dr. Uyik.

ZEISS SMILE adalah teknologi terbaru dalam dunia bedah refraktif yang menggunakan laser untuk mengatasi masalah penglihatan seperti miopia (minus) dan astigmatisme (silinder). Prosedur ini dikenal dengan nama Small Incision Lenticule Extraction (SMILE) dan merupakan versi terbaru dari prosedur ReLex SMILE.

Dalam operasi ZEISS SMILE, laser digunakan untuk membentuk lensa kecil di dalam lapisan tengah kornea mata. Lensa tersebut kemudian diangkat melalui sayatan kecil pada kornea tanpa perlu mengangkat flap kornea seperti pada prosedur lasik tradisional.

Dengan keberhasilan operasi Lasik ZEISS SMILE di NEC Surabaya, Ricky Harun kini bisa menikmati hobinya tanpa kendala kacamata. Proses operasi yang cepat dan minim rasa sakit, ditambah dengan teknologi canggih, memberikan Ricky kebebasan untuk berolahraga dan beraktivitas dengan lebih leluasa.

Editor : Arif Ardliyanto