get app
inews
Aa Text
Read Next : Bank Mandiri Proyeksi Tahun Ini Ekonomi RI Masih Tumbuh 5,06 Persen

Rupiah Tembus Rp17.000 per Dolar AS, Ekonomi Terancam Netizen Panik

Senin, 07 April 2025 | 16:05 WIB
header img
Rupiah tembus Rp17.000 per dolar AS, mendekati batas psikologis Rp18.000. Simak dampaknya bagi ekonomi Indonesia dan langkah antisipasi pemerintah. Foto iNEWSSURABAYA/tangkap layar

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencapai titik kritis. Kini diperdagangkan di angka Rp17.000 per dolar AS, rupiah menunjukkan pelemahan signifikan yang membuat masyarakat dan pelaku pasar cemas. Jika tren ini berlanjut hingga menembus batas psikologis Rp18.000, ekonomi nasional bisa mengalami guncangan serius.

Keresahan publik terlihat jelas di media sosial. Salah satu akun X (dulu Twitter), @BosPurwa, mencuitkan kekhawatirannya mengenai melemahnya rupiah. Cuitan tersebut viral dengan 1,6 juta tayangan, 32 ribu likes, 7 ribu retweet, dan 603 komentar. Ia memperingatkan bahwa jika nilai tukar rupiah terus naik hingga menembus Rp18.000 per dolar, Indonesia harus bersiap menghadapi tekanan ekonomi yang berat.

Batas psikologis adalah level nilai tukar yang dianggap sangat penting oleh pelaku pasar secara emosional maupun teknikal. Dalam kasus rupiah, angka Rp18.000 per dolar AS menjadi garis merah yang jika ditembus, bisa memicu kepanikan massal, spekulasi, dan aksi jual besar-besaran.

Meskipun pelemahan rupiah sudah terjadi sejak awal tahun 2025 akibat berbagai tekanan global dan domestik, seperti kebijakan moneter ketat Federal Reserve dan ketidakpastian kebijakan ekonomi dalam negeri, angka Rp17.000 menjadi sinyal bahwa kita semakin dekat dengan krisis kepercayaan pasar.

Melemahnya nilai tukar rupiah membawa sejumlah konsekuensi serius:

- Kenaikan harga barang impor: Bahan baku dan produk yang bergantung pada dolar AS menjadi lebih mahal.

- Inflasi impor meningkat: Daya beli masyarakat tertekan karena harga kebutuhan pokok naik.

- Beban utang dalam dolar bertambah: Pelaku usaha yang memiliki pinjaman dalam mata uang asing menghadapi risiko gagal bayar.

- Potensi capital outflow: Investor asing bisa menarik modalnya karena menurunnya kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.

Kenapa Rp18.000 Menjadi Angka Kritis?

Banyak analis menilai bahwa Rp18.000 bukan sekadar angka, melainkan simbol kepercayaan terhadap kekuatan ekonomi Indonesia. Jika angka ini ditembus, efek domino berupa panic selling, capital flight, dan gejolak pasar keuangan bisa memperburuk keadaan.

Seperti yang pernah dikatakan Doddy Zulverdi, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI pada 2015, batas psikologis bisa menjadi “penyakit irasional” yang justru mempercepat kepanikan.

Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu mengambil langkah strategis dan terukur. Kebijakan moneter yang tepat, komunikasi yang transparan, dan sinergi dengan sektor swasta dibutuhkan untuk memulihkan kepercayaan pasar.

Semakin lama rupiah bertahan di level Rp17.000 tanpa perbaikan signifikan, semakin besar risiko bahwa pasar akan kehilangan kendali.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut