SURABAYA, iNews.id - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) kemarin kembali menguat dan menekan rupiah. Berdasarkan data Reuters, dolar AS sudah bertengger di posisi Rp 15.270.
Ekonom Senior Dr Rizal Ramli menilai penguatan ini diprediksi masih terjadi hari ini. Ada beberapa faktor yang menyebabkan menguatnya nilai tukar dolar AS.
Rizal mengatakan, rupiah semakin melemah karena bank-bank sentral negara OECD (The Organization for Economic Cooperation and Development) sedang melakukan program anti-inflasi agresif dengan menyedot ekses likuiditas dan karena ‘kelemahan struktural’ ekonomi Indonesia.
"Selain itu juga ketergantungan utang sangat besar, yang sangat rentan terhadap gejolak tingkat bunga," tandas RR, Kamis (29/9/2022).
Rizal memprediksi inflasi makanan (11,5%) akan semakin tinggi karena kenaikan harga BBM ditambah pelemahan rupiah ini.
Ia menyebut pada tahun lalu rata-rata upah minimum regional (UMR) hanya naik 1,09% pertahun, sedangkan inflasi makanan sudah 11,5%. Inflasi makanan diprediksi bisa cepat naik ke angka 15% akibat kenaikan harga BBM dan pelemahan rupiah.
"Ini namanya ‘program pemiskinan massal buruh’ ? Kok tega, ngakunya Pancasila, ngakunya merah putih ? Pancasila jangan hanya jadi slogan, buktikan dalam kebijakan!," tukas RR melalui Akun Instagram pribadinya.
Editor : Ali Masduki