Revolusi Digital di Dunia Kerja, DK3P Jatim Ingatkan Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Pekerja
Lebih lanjut, Sigit mendorong adanya sinergi lintas sektor pemerintah, industri, dunia pendidikan, dan masyarakat — dalam memastikan keselamatan kerja menjadi bagian integral dari pembangunan berkelanjutan.
Wakil Ketua DK3P Jatim, Edi Priyanto, menambahkan bahwa perubahan besar di era digital ini harus direspons dengan pendekatan holistik dan humanistik.
"Teknologi harus mendukung harkat dan martabat manusia. Keselamatan kerja bukan sekadar soal teknologi mutakhir, tetapi tentang memastikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja," ujarnya.

Edi menekankan bahwa budaya K3 tidak boleh hanya menjadi formalitas administratif, tetapi harus menjadi karakter dalam diri setiap individu, dari pekerja hingga pimpinan puncak.
Selain itu, Adithya Sudiarno, Pengurus Bidang Kerjasama K3 dan Humas DK3P Jatim sekaligus Kepala Program Studi Rekayasa Keselamatan Proses ITS, menyoroti peran strategis AI dalam industri berisiko tinggi.
"Teknologi AI mampu mendeteksi anomali pada proses industri dan memberikan peringatan dini yang krusial untuk mencegah kecelakaan," jelas Adithya.
Ia juga mengungkapkan bahwa kecanggihan AI memungkinkan simulasi kecelakaan, seperti ledakan, untuk merancang pengendalian teknis yang lebih efektif dan akurat.
Komitmen DK3P Jatim jelas: membangun budaya keselamatan kerja berbasis edukasi, kolaborasi, dan inovasi lintas sektor, demi mewujudkan dunia kerja yang produktif, aman, sehat, manusiawi, dan berkelanjutan.
"Hari K3 Dunia 2025 ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah momentum menulis babak baru dunia kerja, dunia yang mengutamakan keselamatan sebagai fondasi, bukan sebagai reaksi terhadap ketakutan," pungkas Edi Priyanto.
Editor : Arif Ardliyanto