get app
inews
Aa Text
Read Next : Ikon Baru Surabaya, Parkir Vertikal Otomatis dan Modern Milik MHSB Siap Beroperasi 1 Desember 2025

Begini Cara Surabaya Atasi Kenakalan Anak, Beda Dengan Jawa Barat!

Selasa, 10 Juni 2025 | 09:02 WIB
header img
Pemerintah Kota Surabaya meluncurkan Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS), sebuah program inovatif yang menyatukan pendidikan, pembinaan karakter, hingga layanan psikososial. Foto iNewsSurabaya/dok pemkot

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kota Surabaya, sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, tengah menghadapi tantangan serius dalam perkembangan sosial anak-anak. Fenomena seperti begadang berlebihan, kecanduan game online, hingga membangkang pada orang tua dan bolos sekolah, semakin marak terjadi. Kondisi ini bukan lagi dianggap sekadar kenakalan remaja, melainkan sinyal kuat bahwa generasi muda membutuhkan intervensi nyata dari negara.

Menjawab tantangan ini, Pemerintah Kota Surabaya meluncurkan Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS), sebuah program inovatif yang menyatukan pendidikan, pembinaan karakter, hingga layanan psikososial bagi anak-anak yang mengalami permasalahan sosial.

Penanganan anak-anak ini berbeda dengan cara yang dipakai di Jawa Barat. Pemkot lebih memilih cara terbaik dengan menyelesaikan dari berbagai sisi. 

Menurut M. Isa Ansori, pengurus Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur dan pemerhati kebijakan sosial, kehadiran RIAS menjadi bukti nyata peran negara dalam melindungi hak tumbuh kembang anak. 

Isa menekankan pentingnya tindakan proaktif untuk memastikan setiap anak tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung.

“RIAS tidak sekadar tempat singgah. Ini adalah pusat pembinaan terpadu yang terintegrasi dengan Kampung Anak Negeri dan Asrama Bibit Unggul. Anak-anak akan mendapatkan pendidikan karakter, pelatihan keterampilan hidup, dan terapi psikososial secara intensif,” jelasnya, Senin (9/6/2025).

Isa juga menyoroti pentingnya peran aktif masyarakat dalam mendukung keberhasilan program ini. Ia mengimbau agar RT, RW, Kader Surabaya Hebat (KSH), serta para tokoh masyarakat aktif menelusuri keberadaan anak-anak yang memerlukan bantuan khusus, terutama di wilayah padat penduduk.

Salah satu langkah konkret yang didorong adalah memaksimalkan pemanfaatan layanan call center seperti SAPA 129 dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PUSPAGA), agar masyarakat bisa lebih mudah melaporkan persoalan anak yang mereka hadapi.

“Langkah jemput bola adalah bentuk nyata kehadiran negara di tengah masyarakat. Kita harus peka, cepat, dan peduli terhadap anak-anak yang sedang kehilangan arah,” tegasnya.

Dalam penanganan anak-anak bermasalah, Isa menekankan bahwa pendekatan yang digunakan adalah intervensi berbasis cinta dan perlindungan, bukan hukuman. Negara, menurutnya, wajib hadir untuk menyelamatkan anak-anak ini demi masa depan mereka.

“Menempatkan mereka di asrama bukan bentuk penghukuman, melainkan bentuk kasih sayang dan tanggung jawab negara. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, khususnya Pasal 21 yang mengatur perlindungan khusus terhadap anak yang mengalami masalah sosial,” ujarnya.

Isa juga menyampaikan apresiasi atas langkah berani Kota Surabaya dalam mengembangkan RIAS. Namun, ia mengingatkan bahwa perjuangan ini masih panjang. Ia mendorong agar Pemkot Surabaya meningkatkan anggaran, menambah jumlah pengasuh profesional, memperluas cakupan wilayah program, dan terus menyempurnakan standar layanan pembinaan.

“Di era penuh tantangan ini, menyelamatkan satu anak dari jurang kehancuran sama artinya dengan menyelamatkan masa depan bangsa. Surabaya hari ini tidak hanya membangun jalan dan gedung, tetapi sedang membangun peradaban. Dan RIAS adalah salah satu fondasi pentingnya,” pungkas Isa.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut