get app
inews
Aa Text
Read Next : 72 Guru Ikuti Bimtek Revitalisasi Bahasa Jawa di Surabaya, Fokus Pelestarian Bahasa Daerah

Tiga Daerah Jadi Target Revitalisasi Bahasa Jawa, Ada dari Kota Wali hingga Udang

Senin, 23 Juni 2025 | 20:40 WIB
header img
Kepala Balai Bahasa Jawa Timur Puji Retno Hardiningtyas, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa Dr. Dora Amalia. Foto iNewsSurabaya/trisna

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Upaya menjaga warisan budaya bangsa, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur memperkuat program Revitalisasi Bahasa Daerah dengan memfokuskan kegiatan tahun 2025 pada Bahasa Jawa. Tiga wilayah prioritas yakni Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan Kota Surabaya dipilih menjadi lokasi utama program ini.

Program ini menjadi bagian dari strategi nasional pelestarian bahasa ibu, yang kini semakin terpinggirkan oleh dominasi bahasa asing dan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Puji Retno Hardiningtyas, menegaskan pentingnya peran guru sebagai agen perubahan dalam membumikan kembali Bahasa Jawa di lingkungan pendidikan dasar.

“Fokus kami adalah pelestarian dan perlindungan Bahasa Jawa. Guru utama di SD dan SMP akan menjadi motor penggerak dalam menyebarluaskan pembelajaran ini kepada siswa dan lingkungan sekolah,” ujar Puji, Senin (23/6/2025).

Program ini akan berjalan dalam enam tahapan strategis:

1. Rapat Koordinasi dan Penandatanganan Komitmen Bersama

Bersama dinas pendidikan dan kebudayaan setempat sebagai bentuk sinergi lintas lembaga.

2. Diskusi Kelompok Terpimpin (DKT)

Untuk menyusun modul pembelajaran berbasis lomba seperti tembang, puisi, cerpen, gurit, dolanan, pidato, hingga komedi tunggal (stand-up comedy).

3. Bimbingan Teknis (Bimtek)

Ditujukan bagi para guru utama SD dan SMP, agar siap menjadi fasilitator di sekolah masing-masing.

4. Implementasi di Sekolah

Guru utama akan mengimbaskan pembelajaran Bahasa Jawa ke siswa, rekan sejawat, dan komunitas sekolah.

5. Pemantauan dan Evaluasi

Dilakukan untuk mengukur efektivitas dan dampak program terhadap pelestarian bahasa.

6. Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI)

Ajang selebrasi karya siswa, sekaligus tolok ukur keberhasilan program revitalisasi.

“FTBI bukan sekadar lomba. Ini adalah panggung bagi anak-anak untuk menampilkan kebanggaannya pada bahasa dan budaya daerah,” tambah Puji, yang juga pernah menjabat Kepala Balai Bahasa NTB.

Hasil rapat koordinasi ini juga akan dituangkan dalam modul pembelajaran Bahasa Jawa yang siap digunakan di tahun yang sama. Modul ini akan menjadi bahan utama dalam sesi bimbingan teknis guru.

Menariknya, Balai Bahasa Jatim juga sudah menyiapkan perluasan program untuk tahun depan. Setelah program Bahasa Madura dan Using dialihkan ke daerah masing-masing, lima daerah baru akan diberi kesempatan mengikuti revitalisasi bahasa.

“Kami ingin lebih banyak daerah ikut serta. Tahun 2026 akan jadi momentum perluasan ke lima kabupaten/kota lain,” jelas Puji.

Kegiatan ini turut didukung oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa, Dr. Dora Amalia, yang menekankan pentingnya komitmen bersama.

“Penandatanganan komitmen bersama dalam rapat koordinasi ini adalah fondasi kuat bagi implementasi program ke depan,” kata Dora.

Dengan langkah-langkah strategis dan dukungan lintas sektor, Balai Bahasa Jatim berharap program ini dapat menjadi inspirasi nasional dalam upaya pelestarian bahasa daerah. Bahasa Jawa bukan hanya warisan, tetapi juga identitas budaya yang harus terus hidup di tengah masyarakat.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut