Kisah Haru Tukang Becak Miskan, Meninggal Saat Menunggu Penumpang di Jombang
JOMBANG, iNewsSurabaya.id – Sebuah kisah mengharukan datang dari Kota Santri, Jombang. Seorang tukang becak bernama Miskan (60), warga Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, meninggal dunia saat sedang menjalani rutinitasnya mencari nafkah, Kamis siang (26/6/2025).
Miskan mengembuskan napas terakhirnya di lokasi tempat ia biasa mangkal, tepatnya di Jalan Gatot Subroto, depan Pondok Ma’rifat Billah, Kaliwungu. Pria lanjut usia ini memang dikenal warga sebagai sosok pekerja keras dan pantang menyerah, meski tubuhnya mulai melemah akibat berbagai penyakit yang dideritanya.
Berdasarkan kesaksian rekan-rekan seprofesinya, Miskan kala itu tengah beristirahat di bawah terik matahari setelah mengayuh becak sejak pagi. Tanpa diduga, tubuhnya melemas dan jatuh ke lantai. Teman-temannya segera membaringkannya dengan alas jok becak yang dilepas, lalu menghubungi ambulans.
Namun nahas, ketika tim medis tiba di lokasi, Miskan telah meninggal dunia. “Teman-teman sesama tukang becak sudah berusaha menolong, tapi korban tidak bisa diselamatkan,” ujar Kanitreskrim Polsek Jombang, Ipda Dian Rizal Mabrur.
Ipda Rizal menambahkan, dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Miskan. Korban murni meninggal karena penyakit yang dideritanya. Ia diketahui memiliki riwayat hernia, tekanan darah tinggi, serta pembengkakan jantung.
Yang mengharukan, meski kesehatannya terus menurun, Miskan tetap memaksakan diri untuk bekerja demi mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Ia bahkan sering beristirahat di rumah temannya di Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, jika tubuhnya sudah terlalu lelah.
Jenazah Miskan kemudian dievakuasi oleh petugas dan dibawa ke RSUD Jombang untuk pemeriksaan lanjutan, sebelum diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Kepergian Miskan meninggalkan duka yang mendalam. Warga mengenalnya sebagai pribadi ramah dan penuh semangat. Meski hidup dalam keterbatasan, semangat juangnya menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Sosok Miskan menjadi pengingat bahwa di balik hiruk pikuk kota, masih banyak pejuang kehidupan yang berjuang dalam diam—tanpa keluhan, tanpa pamrih.
Editor : Arif Ardliyanto