Kenal Satwa Lebih Dekat di Solo, Ini Destinasi yang Wajib Jadi Jujukan Saat Berada di Surakarta
SURAKARTA, iNewsSurabaya.id – Di tengah geliat pariwisata Solo yang kian berkembang, muncul satu destinasi yang mengubah paradigma wisata satwa: Solo Safari. Berlokasi di kawasan strategis sisi timur Kota Surakarta, kawasan seluas 14 hektare ini tidak lagi sekadar menampilkan hewan di balik pagar, melainkan menghadirkan pengalaman interaktif, edukatif, dan menghibur dalam satu paket lengkap.
Transformasi ini bukan terjadi begitu saja. Solo Safari dibangun di atas lahan bekas Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ)—kawasan yang dulu dikenal sebagai “Kebun Raja”, warisan dari era Sri Susuhunan Pakubuwana X. Kini, di bawah pengelolaan Taman Safari Indonesia, tempat ini menjelma menjadi taman konservasi yang menyeimbangkan hiburan dan kesadaran lingkungan.
Dengan koleksi lebih dari 400 satwa dari 90 spesies, termasuk ikon langka Indonesia seperti harimau Sumatra, komodo, dan burung elang, Solo Safari menghadirkan zona tematik menyerupai habitat alami hewan. Pengunjung tidak hanya melihat, tetapi belajar mengenal karakter dan peran satwa dalam ekosistem.
Program Animal Presentation oleh para keeper profesional menjadi jembatan antara manusia dan alam. Di sini, pengunjung mendapatkan penjelasan langsung tentang bagaimana satwa hidup, berinteraksi, hingga cara mereka beradaptasi.
"Solo Safari bukan sekadar destinasi wisata. Ini adalah ruang tumbuh bagi kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga alam," ujar Yustinus Sutrisno, General Manager Solo Safari.
Berbeda dari taman safari lainnya yang mengandalkan kendaraan, pengunjung Solo Safari menjelajah dengan berjalan kaki. Konsep ini dirancang agar wisatawan bisa merasakan pengalaman imersif, menikmati setiap zona secara perlahan dan menyeluruh.
“Kami ingin interaksi pengunjung lebih mendalam. Dengan berjalan kaki, setiap momen terasa lebih personal,” jelas Reza Salman Farisy, Marketing Manager Solo Safari.
Editor : Arif Ardliyanto