get app
inews
Aa Text
Read Next : Peran Gen Z di Era Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045

Sistem Keuangan RI Tetap Tangguh di Tengah Ketidakpastian Global, LPS Ungkap Penyebabnya

Jum'at, 08 Agustus 2025 | 11:13 WIB
header img
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan bahwa sistem keuangan nasional tetap solid dan tangguh menghadapi guncangan eksternal. Foto iNewsSurabaya/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Di tengah bayang-bayang perlambatan ekonomi global, Indonesia justru menunjukkan ketahanan finansial yang patut diapresiasi. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan bahwa sistem keuangan nasional tetap solid dan tangguh menghadapi guncangan eksternal.

“Kalau kita lihat, sektor perbankan dan lembaga keuangan kita terus bertransformasi. Di situ letak kekuatannya,” ujarnya dalam acara resmi di Surabaya, Kamis (7/8/2025).

Ia menambahkan bahwa kepercayaan publik harus terus dijaga demi mendukung stabilitas sistem keuangan nasional. Meski dihantam ketidakpastian global, industri perbankan Indonesia tetap menunjukkan performa kuat. Rasio Kecukupan Modal (CAR) per Juni 2025 tercatat di level 25,81 persen, naik dari 25,48 persen pada bulan sebelumnya—sebuah indikator bahwa struktur modal perbankan tetap kokoh.

Selain itu, pertumbuhan kredit secara tahunan (YoY) menyentuh angka 7,77 persen, diiringi dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,96 persen. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL gross) tetap terkendali di level 2,22 persen.

Sisi simpanan juga tak kalah menarik. LPS mencatat, simpanan dengan saldo di bawah Rp2 miliar naik Rp143,22 triliun (4,29 persen YoY). Sementara itu, simpanan dengan saldo di atas Rp2 miliar melonjak Rp459,49 triliun (8,46 persen YoY). Data ini menunjukkan bahwa masyarakat, baik individu maupun korporasi, masih percaya pada stabilitas perbankan.

“Peningkatan likuiditas ke dalam sistem ekonomi akan memberikan efek berantai terhadap pertumbuhan nasional,” tegas Purbaya.

Lebih lanjut, Purbaya menekankan bahwa kekuatan utama ekonomi Indonesia berasal dari tingginya permintaan domestik. Hal ini tercermin dari kontribusi konsumsi terhadap PDB nasional pada kuartal II 2025 yang mencapai 62,53 persen—termasuk konsumsi rumah tangga, lembaga non-profit, dan belanja pemerintah.

Menariknya, investasi (PMTB) juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,99 persen YoY, cukup untuk menyeimbangkan tekanan dari pengeluaran pemerintah yang menurun.

“Selama permintaan domestik tetap kuat, kita punya bantalan yang cukup untuk menghadapi tekanan eksternal,” ucapnya.

Tak hanya konsumsi, bonus demografi menjadi keunggulan strategis Indonesia. Lebih dari 60 persen penduduk saat ini berada dalam usia produktif (15–64 tahun), didominasi oleh generasi milenial, Z, dan Alpha.

“Ini bukan hanya potensi, tapi aset strategis. Generasi muda inilah yang akan jadi tulang punggung ekonomi nasional dan pemimpin masa depan,” kata Purbaya dengan nada optimis.

Menutup pernyataannya, Purbaya mengingatkan bahwa risiko global memang tak bisa dihindari, namun Indonesia punya modal kuat: ekonomi domestik yang resilien dan populasi produktif yang besar.

“Kita tidak perlu panik. Kuncinya adalah tetap waspada, terus memperkuat struktur ekonomi dalam negeri, dan memanfaatkan bonus demografi dengan baik,” pungkasnya.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut