Ratusan Santri di Jombang Menangis Haru, Doakan Indonesia Selamat dari Marabahaya
JOMBANG, iNewsSurabaya.id – Situasi bangsa yang belakangan penuh kegaduhan membuat kalangan pesantren di Jombang, Jawa Timur, ikut merasa prihatin. Ratusan santri, pengasuh, serta masyarakat sekitar berkumpul di Pondok Pesantren At-Tahdzib, Kecamatan Ngoro, untuk menggelar doa bersama memohon keselamatan bagi Indonesia.
Kegiatan ini dimulai dengan salat Magrib berjemaah, dilanjutkan salat gaib, dan kemudian istigasah bersama. Para santri yang kompak mengenakan busana putih tampak khusyuk mengikuti lantunan doa yang dipimpin Gus Muhammad Hammam, putra pengasuh Ponpes At-Tahdzib.
Suasana haru menyelimuti acara tersebut. Beberapa jamaah terlihat menitikkan air mata saat doa dipanjatkan, berharap Indonesia senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT dan dijauhkan dari marabahaya.
Gus Hammam menegaskan bahwa doa bersama ini bukan sekadar ritual, melainkan ikhtiar spiritual sekaligus wujud kepedulian pesantren terhadap kondisi bangsa.
“Kami memohon kepada Allah SWT agar Indonesia diberi keselamatan, dijauhkan dari segala bencana, serta diberikan pemimpin yang adil dan amanah. Doa adalah senjata orang mukmin, dan kami yakin ikhtiar batin ini akan menjadi kekuatan bagi bangsa,” ujarnya di hadapan para jamaah.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah masyarakat. Menurutnya, bangsa yang besar tidak hanya bertumpu pada kekuatan politik dan ekonomi, tetapi juga membutuhkan ikatan spiritual yang kuat.
Selain sebagai doa bersama, kegiatan ini juga menjadi momentum mempererat kebersamaan antara santri, pesantren, dan masyarakat sekitar. Gus Hammam berharap kegiatan serupa bisa digelar secara rutin sebagai bentuk pengabdian pesantren kepada bangsa dan negara.
“Kami ingin para santri belajar bahwa menjaga bangsa tidak hanya melalui perjuangan lahir, tetapi juga lewat doa dan munajat kepada Allah SWT,” tambahnya.
Acara doa bersama tersebut diakhiri dengan lantunan shalawat, menandai semangat kebersamaan dalam memohon keselamatan bagi Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto