Kinerja TPK Nilam Surabaya Meroket, Hingga Agustus 2025 Arus Petikemas Tumbuh 13 %
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam) yang dikelola PT Terminal Teluk Lamong (TTL) menunjukkan performa impresif sepanjang Januari–Agustus 2025. Terminal yang menjadi simpul penting distribusi logistik di Jawa Timur ini mencatat lonjakan arus petikemas mencapai 315.422 TEUs, naik 13% dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya 279.299 TEUs.
Pencapaian tertinggi terjadi pada Agustus 2025, dengan arus petikemas mencapai 46.570 TEUs, atau tumbuh 5% dibandingkan Juli 2025. Angka tersebut sekaligus menjadi rekor tertinggi tidak hanya tahun ini, tetapi juga dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Terminal Head TPK Nilam, Retno Pujianto, pertumbuhan ini dipicu oleh meningkatnya arus domestik, terutama rute pengiriman dari Samarinda, Banjarmasin, dan Makassar. Aktivitas perdagangan antarwilayah yang terus menguat mendorong intensitas bongkar muat di Surabaya, menjadikan TPK Nilam salah satu simpul vital rantai pasok nasional.
“Lonjakan arus petikemas mencerminkan kepercayaan pengguna jasa terhadap TPK Nilam. Kami akan terus menjaga kualitas layanan dengan memperkuat operasional, efisiensi peralatan, dan penerapan aspek K3 secara konsisten,” ujarnya.
Selain kinerja bongkar muat, TPK Nilam juga sukses mencatat penurunan konsumsi energi. Hingga Agustus 2025, pemakaian bahan bakar turun 6,7%, sementara konsumsi listrik berkurang 11,2% dibandingkan periode 2024.
Efisiensi energi ini menjadi bagian dari strategi green port yang diusung TTL, sekaligus langkah nyata menciptakan value creation tanpa mengorbankan produktivitas.
Dengan tren positif ini, TPK Nilam optimistis target akhir tahun bisa tercapai. Perusahaan berkomitmen meningkatkan kompetensi SDM, memperkuat kolaborasi dengan mitra strategis, serta menjaga layanan prima bagi pengguna jasa.
“Kami ingin memastikan TPK Nilam bukan hanya sebagai terminal bongkar muat, tetapi juga mitra strategis yang mampu memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Retno.
Editor : Arif Ardliyanto