Hidupkan Kembali Lagu Anak, 283 Guru di Surabaya Dibekali Cara Ciptakan Lagu yang Menarik
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Upaya membangkitkan kembali kejayaan lagu anak Indonesia semakin digencarkan. Sebanyak 283 guru kesenian SD negeri dan swasta di Surabaya serta sekitarnya antusias mengikuti Workshop Guru Kesenian bertajuk “Guruku Bikin Lagu, Dunia Jadi Seru” yang berlangsung di SD Kristen Gloria 03, Selasa (30/9/2025).
Workshop ini menjadi bagian dari program nasional Kita Cinta Lagu Anak (KILA) yang diinisiasi Kementerian Kebudayaan. Program tersebut hadir untuk memperkaya ekosistem musik anak dengan karya-karya baru yang edukatif, menyenangkan, sekaligus sesuai dunia anak.
Konsultan KILA, Maureen Tauhatu, menyampaikan bahwa guru memiliki peran penting dalam menghadirkan lagu-lagu bermakna di sekolah. Melalui workshop ini, para pendidik belajar menciptakan lagu dolanan sederhana dengan lirik mudah diingat, sarat pesan moral, dan sesuai perkembangan usia anak.
“Anak yang belajar sambil bernyanyi otaknya lebih terstimulasi. Pesan yang disampaikan lewat lagu juga lebih mudah dipahami dan diingat. Karena itu, guru harus didorong untuk menciptakan lagu-lagu baru bagi siswanya,” jelas Maureen.
Dari kegiatan ini, tiga karya terbaik akan dipilih dan mendapat apresiasi khusus dari Kementerian Kebudayaan.
Maureen menambahkan, sebenarnya jumlah lagu anak di Indonesia cukup banyak, namun sosialisasinya masih terbatas. Selama ini masyarakat hanya mengenal lagu klasik seperti Balonku atau Lihat Kebunku.
“Padahal dari KILA saja sudah ada 18 lagu pemenang yang sangat bagus. Sayangnya, belum banyak terekspos. Melalui workshop ini, kami ingin menunjukkan bahwa lagu anak Indonesia itu kaya dan beragam,” ujarnya.
Perwakilan KILA, Dhenok Bientarno, menegaskan bahwa kegiatan di Surabaya merupakan lanjutan dari lomba cipta lagu dan lomba menyanyi yang digelar sejak 2020.
“Workshop ini menjadi ajang sosialisasi sekaligus wadah bagi guru untuk belajar mencipta. Tujuan utama kami adalah mengembalikan tradisi anak-anak bernyanyi lagu sesuai usia mereka, bukan justru menghafal lagu dewasa,” katanya.

Kepala Bidang SD Dispendik Surabaya, Mohammad Sufyan, menyambut baik pelaksanaan workshop ini. Menurutnya, kegiatan tersebut mendorong guru untuk lebih percaya diri berkarya.
“Banyak guru sebenarnya sudah menulis lagu. Dengan adanya KILA, karya mereka bisa dilombakan, dipoles, dan dikemas lebih menarik. Harapannya bisa menjadi pionir bagi sekolah-sekolah lain,” ujarnya.
Sebagai puncak rangkaian, KILA akan menggelar Pentas Lagu Anak bertajuk “Sahabat Dolanan” di Balai Pemuda Surabaya. Acara ini menghadirkan paduan suara dari sejumlah sekolah serta penampilan Duta KILA, seperti Theo, Saka, Alisha, Angel, Nikeisha, Shelomita, Mikael, Aiko, Krissan, hingga Shabiyya.
Mereka akan membawakan karya-karya terbaik dari lomba cipta lagu KILA periode 2020–2025, menghadirkan nuansa meriah sekaligus mendidik.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan KILA sebagai gerakan nasional untuk menghidupkan kembali lagu anak.
“Melalui KILA, kami ingin menghadirkan lagu-lagu bermakna, mendidik, dan membentuk karakter anak Indonesia,” tegasnya.
Editor : Arif Ardliyanto