Diterjang Angin Puting Beliung, Warga Jombang Panik: Atap Rumah Terbang, Tenda Hajatan Ambruk
JOMBANG, iNewsSurabaya.id – Suasana sore di Kabupaten Jombang mendadak mencekam ketika angin puting beliung menerjang permukiman warga di Kecamatan Mojoagung dan Mojowarno, Minggu (19/10/2025). Dalam hitungan menit, angin kencang meluluhlantakkan rumah-rumah, menumbangkan pepohonan, dan membuat tenda hajatan ambruk.
Kepanikan warga terekam dalam beberapa video yang beredar di media sosial. Terlihat atap rumah beterbangan, sementara warga berlarian mencari tempat aman untuk berlindung. Di tengah hiruk pikuk angin, suara teriakan dan gemuruh benda beterbangan menambah kepanikan.
“Anginnya datang dua kali, sangat kencang. Dari arah timur ke barat, lalu tiba-tiba berbalik dari selatan ke utara,” tutur Emi Wahyuni (42), warga Desa Selorejo yang tempat usahanya ikut rusak diterjang angin.
Emi menceritakan detik-detik saat atap asbes di tokonya terangkat dan terlempar sejauh tiga meter. “Saya langsung gendong anak, lari ke depan rumah. Takut sekali, belum pernah lihat angin sekencang itu,” ucapnya dengan nada gemetar.
Menurut data dari BPBD Kabupaten Jombang, angin puting beliung menerjang empat desa, yaitu Dukuhdimoro, Mojotrisno, dan Tanggalrejo di Kecamatan Mojoagung, serta Desa Selorejo di Kecamatan Mojowarno. Sedikitnya 15 rumah dan 9 tempat usaha mengalami kerusakan dengan tingkat parah yang bervariasi.
“Di Dukuhdimoro ada enam rumah terdampak, sedangkan di Tanggalrejo enam rumah lainnya mengalami kerusakan di bagian atap. Untuk Mojotrisno ada tiga rumah rusak, dan di Selorejo terdapat sembilan bangunan usaha yang terdampak,” jelas Agus Irmawan, anggota Pusdalops BPBD Jombang.
Kerusakan paling banyak terjadi di bagian atap bangunan yang terangkat dan beterbangan terbawa angin. Sejumlah tenda hajatan warga juga roboh sebelum acara dimulai, memaksa panitia membatalkan persiapan pesta.
Meski kerusakan cukup luas, beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. BPBD Jombang telah menurunkan tim untuk membantu pembersihan puing dan mendata kerugian yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
“Saat ini kami fokus membantu warga yang rumahnya rusak berat dan membersihkan pohon tumbang agar akses jalan kembali lancar,” tambah Agus.
Warga berharap pemerintah segera memberikan bantuan material agar mereka bisa memperbaiki rumah yang rusak. “Yang penting sekarang aman dulu, baru nanti mikir atap rumah yang hilang,” kata Emi lirih, sambil menatap sisa puing bangunan miliknya.
Editor : Arif Ardliyanto