Atap GOR GBT Jebol, Atlet Penyumbang Medali Emas Porprov Dua Kali Beri Kritik Keras Pemkot Surabaya
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Insiden jebolnya plafon di GOR Indoor Gelora Bung Tomo (GBT) memicu reaksi keras dari kalangan atlet Surabaya. Mereka menilai kondisi fasilitas olahraga yang tidak terawat ini mencoreng citra kota yang selama ini dikenal sebagai lumbung atlet berprestasi.
Salah satu suara paling lantang datang dari Rizky Andranata Prasetya Adi, mantan atlet karate yang meraih medali emas pada Porprov 2013 Madiun dan Porprov 2015 Banyuwangi. Ia menyayangkan kondisi GOR GBT yang justru mengalami kerusakan saat Surabaya bersiap menjadi tuan rumah Porprov Jatim X/2027.
“Kejadian seperti ini tidak seharusnya terjadi, apalagi Surabaya dijuluki kota segudang atlet. Sarana dan prasarana harus mengedepankan keselamatan dan kenyamanan atlet,” tegas Rizky.

Rizky menambahkan, pengalaman panjang Surabaya sebagai kota penyelenggara berbagai event olahraga seharusnya menjadi modal kuat dalam menjaga fasilitas. Menurutnya, venue olahraga yang tidak terawat akan berdampak pada kualitas pembinaan dan persiapan atlet.
“Saya pernah bertanding dan membawa emas untuk Surabaya di Porprov 2013 dan 2015. Jangan sampai hal seperti ini terjadi di kota yang menjadi kebanggaan atlet,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti persoalan iuran tempat latihan yang masih membebani beberapa cabang olahraga (cabor). Khusus untuk karate, Rizky menyebut selama bertahun-tahun atlet masih harus berlatih di Gedung Olahraga Serbaguna KONI Jatim dengan kewajiban membayar iuran gedung.
“Harapan semua cabor sederhana: Pemkot Surabaya hadir untuk menyediakan tempat latihan yang layak dan bebas pungutan, sesuai arahan Wali Kota,” tambahnya.
Insiden plafon ambrol diketahui saat pertandingan futsal pada Sabtu (15/11/2025). Penonton pertama kali menyadari adanya serpihan plafon di area tangga menuju ruang VIP. Ruangan yang seharusnya menjadi area penyambutan tamu penting itu tampak kusam dan tidak terawat, bahkan beberapa sisi tembok terlihat berlumut.
Kerusakan diduga terjadi akibat usia plafon yang sudah tua dan kelembapan ruangan yang jarang digunakan. Meski begitu, kondisi lapangan utama masih dinilai layak untuk menggelar event besar.
Kepala Bidang Olahraga Disbudporapar, Yanuar Hermawan saat dikonfirmasi mengatakan, Surabaya berkomitmen untuk menyiapkan seluruh venue menjelang Porprov 2027.
“Terima kasih atas masukannya. Semua perbaikan pasti akan dilakukan,” katanya.
Kerusakan plafon GOR GBT menjadi perhatian serius bagi KONI Surabaya dan KONI Jawa Timur. Selain kesiapan lapangan utama, kondisi area pendukung seperti ruang VIP, akses penonton, dan fasilitas latihan juga menjadi aspek penilaian utama sebelum Surabaya menjadi tuan rumah Porprov.
Bagi para atlet seperti Rizky Andranata, perbaikan fasilitas bukan sekadar kebutuhan teknis, tetapi bentuk penghormatan bagi perjuangan para atlet.
“Surabaya harus jadi rumah yang aman dan nyaman bagi atlet. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang,” tegasnya.
Editor : Arif Ardliyanto