RS Kemenkes Surabaya dan Arsada Jatim Dorong Penguatan Rumah Sakit Berbasis Kompetensi
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Rumah Sakit (RS) Kementerian Kesehatan (RS Kemenkes) Surabaya bersama Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Arsada) Jawa Timur (Jatim) menggelar pertemuan untuk membahas tantangan implementasi klasifikasi rumah sakit berbasis kompetensi.
Pembahasan meliputi kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), alat kesehatan, pembiayaan, hingga strategi pengembangan layanan di tingkat daerah.
“Jatim ini provinsi dengan jumlah rumah sakit terbanyak, sekitar 413. Namun per 17 November, sinkronisasi datanya sudah 100 persen. Bahkan saat kami minta pembaruan data minggu lalu, respons mencapai 89 persen,” ujar Ketua Tim Kerja Penataan Sistem Rujukan Direktorat Pelayanan Klinis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ratih Dwi Lestari, Rabu (10/12/2025).
Ratih menjelaskan, tantangan terbesar dalam klasifikasi berbasis kompetensi adalah pemenuhan SDM, khususnya dokter spesialis. Namun, ia menegaskan tidak semua rumah sakit perlu naik strata, karena strategi layanan harus disesuaikan dengan kebutuhan wilayah.
“Dengan sistem ini, kekurangan di tiap rumah sakit terlihat sangat jelas. Manajemen bisa menyusun rencana pengembangan yang tepat,” ujarnya.
Plh Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha M.L. Siahaan, SH., MARS., MH.Kes, menekankan bahwa transformasi pembiayaan menjadi isu utama bagi rumah sakit pemerintah.
“Pembiayaan di rumah sakit pemerintah sangat berbeda dengan swasta. Setiap langkah harus hati-hati karena risikonya besar. Salah sedikit bisa panjang urusannya,” ujarnya.
Martha menceritakan pengalaman saat awal memimpin RS Kemenkes Surabaya yang masih minim pegawai dan fasilitas. Kendati terbatas, inovasi layanan terus dikembangkan.
“Kami mulai dari layanan yang memungkinkan: medical check-up, telehealth, home care, hingga penitipan lansia saat Lebaran. Inovasi tidak harus mewah, yang penting bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Arsada Jatim, dr. Atok Irawan, Sp.P, menekankan bahwa rumah sakit harus memperkuat kompetensi tenaga medis, meningkatkan manajemen kinerja, serta memastikan standar nasional dipenuhi.
Editor : Arif Ardliyanto