Mengenal Lebih Dekat Sejarah Wisata Coban Jahe di Kaki Gunung Bromo

MALANG, iNews.id - Puasa Ramadan tidak harus serius dan berada di rumah, ada baiknya berjalan-jalan untuk menghilangkan penat. Salah satu lokasi yang cukup bagus untuk dijadikan tempat refreshing adalah Ciban Jahe.

Coban Jahe merupakan salah satu air terjun yang berada di kaki Gunung Bromo, tepatnya berada di Desa Pandansari Lor Kecamatan Jabung Kabupaten Malang Jawa Timur. Lokasi ini sangat indah, karena masih terlihat alami dengan udara yang sangat sejuk. Setelah dari sini (Cuban Jahe), pikiran akan lebih fresh dan sejuk. 

Lokasi wisata Coban Jahe ini memiliki cerita menarik, nama Jahe sendiri diambil dari kata 'Pejah' yang dalam bahasa Jawa memiliki arti meninggal. Kata tersebut kemudian diberi imbuhan menjadi Pejahe atau meninggal yang berkaitan dengan kisah perjuangan para pahlawan masa kemerdekaan. 

Dalam catatan sejarah yang beredar, sekitar tahun 1947-1948 sekitar 38 pejuang sedang bersembunyi disekitar kawasan curug. Namun hal tersebut diketahui oleh Belanda, akhirnye mereka dikepung dan tidak bisa bergerak kemana-mana. "Mereka para pejuang dibredel tembakan hingga mereka gugur dan meninggal ditempat itu (Coban Jahe)," ungkap Feri Jhon Petugas Loket sekaligus Guide atau penunjuk jalan. 

Sementara Curug pun menjadi tempat meninggalnya para pahlawan yang gugur saat berperang dengan Belanda saat agresi militer I. Para pahlawan ini kemudian dimakanmkan di Taman Makam Pahlawan Tugu Makam Kali Jahe sekitar 500 meter sebelum Coban Jahe. 

Tinggi dari Curug Jahe ini sekitar 45 meter dengan luas kawasan kurang lebih 1 hektar. Kawasannya masih tersembunyi dibalik hutan milik Perhutani sehingga terasa sangat asri dan sejuk. 

"Suasananya sungguh sejuk dan tenang di Coban Jahe, sangat cocok untuk melepas penat dari rutinitas kerja setiap hari mas," kata salah satu pengunjung dari kelas Personalia Team Surabaya, Agustinus. 

Untuk melengkapi perjalanan wisata lain, tak jauh dari tempat wisata ini anda bisa menemukan coban lain yang tidak kalah indah seperti Coban Tarzan dan Coban Tangkil. 

Editor : Arif Ardliyanto