SURABAYA, iNews.id - Bank Mandiri berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan melalui eksekusi strategi bisnis yang konsisten dengan mengusung peran teknologi di depan.
RCEO Region VIII Jawa 3, I Gede Raka Arimbawa menjelaskan, capaian kinerja yang baik tersebut selaras dengan pemulihan kondisi perekonomian secara nasional, seiring terus menurunnya kasus positif COVID-19 serta strategi Bank Mandiri yang terus tumbuh untuk menjadi digital.
"Berkat komitmen ini, kinerja Bank Mandiri pun ikut mengalami perbaikan," katanya.
Tercermin dari total penyaluran kredit Bank Mandiri per Februari 2022, secara bankwide yang mencapai Rp 830,97 triliun secara bank only. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 10,33% dibandingkan periode yang tahun lalu.
Sejalan dengan itu, lanjut Gede, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri secara bankwide telah mencapai 10,34% secara year on year (yoy). Menjadi sebesar Rp 1.003,8 triliun (bank only) di akhir Februari 2022.
Untuk menunjang kebutuhan ekspansi, dari sisi kredit Bank Mandiri akan melakukan penajaman bisnis dengan peran teknologi didepan melalui integrasi ekosistem bisnis korporasi (wholesale) dan ritel.
"Kami ingin memaksimalkan potensi value chain pada ekosistem nasabah wholesale yang sudah ada," ujarnya.
Selain itu, Bank Mandiri juga akan mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan di wilayah secara prudent kepada nasabah yang ditargetkan dan sesuai dengan risk appetite perseroan.
"Tujuannya antara lain pertumbuhan ekonomi dapat berjalan optimal dengan tetap menghasilkan kualitas kredit yang terjaga. Seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi, kami optimis laju pertumbuhan kinerja di tahun 2022 dapat terus membaik," beber Gede.
Gede menambahkan, tercatat hingga Februari 2022, laju kredit di Region VIII/Jawa 3 mampu tumbuh positif sebesar 11,77% year on year (YoY) yang juga diimbangi dengan pertumbuhan DPK Bank Mandiri yang meningkat sebesar 8,31% year on year (YoY).
Pertumbuhan ini diimbangi dengan perbaikan dari sisi kualitas kredit. Per Februari 2022, posisi non performing loan (NPL) Bank Mandiri di Region VIII/Jawa 3 berhasil menurun 4 basis poin (bps) YoY ke level 0,99%.
Sampai dengan Kuartal I 2022, Bank Mandiri Region VIII/Jawa 3 telah berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 11,37% YoY dengan perumbuhan DPK meningkat sebesar 3,43% secara YoY. Pertumbuhan kredit tumbuh sehat tercermin dari menurunnya NPL sebesar 0,3 basis poin (bps) YOY ke level 0,98%.
Pencapaian kinerja kredit yang positif Bank Mandiri di Kuartal I 2022 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sudah terjadi.
"Selain itu, kami juga akan mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan di wilayah secara prudent kepada nasabah yang ditargetkan dan sesuai dengan risk appetite perseroan," tegasnya.
Tujuannya antara lain pertumbuhan ekonomi dapat berjalan optimal dengan tetap menghasilkan kualitas kredit yang terjaga.
Seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi, Gede optimis laju pertumbuhan kinerja di tahun 2022 dapat terus membaik.
"Kami tentunya secara berkala akan memantau kondisi perekonomian, termasuk menggali potensi-potensi bisnis untuk menunjang pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan," katanya.
Bank Mandiri terus tumbuh menjadi Digital
Menurut Gede, peningkatan kinerja sampai dengan Kuartal I 2022, tidak terlepas dari peran teknologi pada bisnis Bank Mandiri.
Bank Mandiri telah menyediakan solusi perbankan digital yang andal kepada nasabah dengan meluncurkan Super App Livin' By Mandiri.
Itu untuk menghadirkan customer experience selayaknya layanan Cabang dalam genggaman serta Wholesale Digital Super Platform KOPRA by Mandiri, guna memberikan solusi keuangan terbaik bagi nasabah perusahaan melalui digitalisasi wholesale banking.
Bank Mandiri kian serius dalam melakukan transformasi digital. Melalui Super App Livin' by Mandiri, perseroan telah menyematkan fitur andal untuk memenuhi kebutuhan nasabah, mulai dari ewallet linkage, tarik tunai tanpa kartu, pembayaran lewat QRIS, transfer antar bank melalui BI Fast, pembukaan rekening secara online, top-up saldo e-money, intip saldo dan fitur unggulan lainnya.
Livin' by Mandiri, lanjut Gede, akan dilengkapi dengan layanan transaksi keuangan lain, termasuk layanan non keuangan lain seperti berinvestasi yang semakin terintegrasi ekosistem digital.
Pertumbuhan bisnis Bank Mandiri yang didukung oleh peran teknologi didepan tercermin pula dari meningkatnya jumlah pengguna Financial Super App Livin' by Mandiri yang saat ini telah mencapai 1,2 juta pengguna di Jawa Timur.
"Melalui sederet pembaharuan ini, Livin' by Mandiri telah mampu mendigitalisasi hampir seluruh layanan transaksi nasabah. Tercatat hingga kuartal I 2022 lebih dari 96% transaksi perbankan Bank Mandiri dapat dilakukan secara digital tanpa harus ke cabang," ungkapnya.
Sedangkan untuk nasabah wholesale, Bank Mandiri telah memperkenalkan Platform Digital Kopra by Mandiri yang mengintegrasikan seluruh kebutuhan transaksi keuangan.
Melalui tiga varian solusi yaitu Kopra Host to Host, Kopra Portal dan Kopra Partnership nasabah wholesale Bank Mandiri sudah dapat menikmati beragam kemudahan yang terkonsolidasi dalam satu platform andal.
Sampai dengan akhir Maret 2022 Bank Mandiri mencatatkan sebanyak 21.137 nasabah wholesale di Jawa Timur yang telah aktif menggunakan Kopra by Mandiri.
Tak hanya itu, sejalan dengan himbauan untuk terus menjaga protokol kesehatan dengan melakukan 6M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas, menghindari makan bersama serta menggunakan pembayaran nontunai, Bank Mandiri terus aktif menyosialisasikan layanan pembayaran nontunai dengan menggunakan EDC dan QRIS.
“Seiring dengan keinginan Bank Mandiri menjadi mitra finansial utama pilihan nasabah, kami akan terus menambah jumlah akseptasi dan memperluas ekosistem pembayaran non tunai bagi masyarakat,” pungkas Gede.
Sebagai catatan, hingga akhir Maret 2022 mitra merchant yang dapat melayani berbagai transaksi non tunai Bank Mandiri di Jawa Timur terus bertambah hingga mencapai lebih dari 70 ribu merchant EDC fisik, QR Statis dan e-commerce/online.
Merchant-merchant tersebut berasal dari berbagai sektor ekonomi, seperti makanan dan minuman, fesyen, perdagangan grosir, pariwisata, supermarket atau department store, dan merchant ritel maupun online lainnya.
Dari jumlah merchant tersebut, total frekuensi transaksi finansial yang dibukukan per Maret 2022 telah menembus 4,4 juta transaksi dengan nilai volume lebih dari Rp 2,3 Triliun meningkat lebih dari 19% dari periode yang sama tahun lalu atau year on year (YoY).
Editor : Ali Masduki