SURABAYA, iNews.id - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menutup sementara 4 pasar hewan. Penutupan tersebut menyusul ditemukannya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang terjadi di Jatim.
“Untuk sementara waktu, kita juga akan melakukan penutupan sementara Pasar Hewan pada daerah wabah, melakukan depopulasi (dimusnahkan) pada ternak yang terkonfirmasi positif terkena PMK," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa.
Ia juga mengusulkan kepada Menteri Pertanian terkait penetapan status Wabah PMK pada 4 Kabupaten yang dinyatakan positif, melakukan pembatasan lalu lintas ternak dari dan menuju daerah wabah.
PMK sendiri telah ditemukan di empat kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Penyakit menular ini telah menyerang sekitar 1.247 ekor ternak sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto.
Dengan ditetapkannya wabah yang terjadi, nantinya peternak akan diberikan vaksinasi ataupun obat dari pemerintah yang saat ini bisa diperoleh jika impor, karena Pusvetma terakhir membuat vaksin PMK di tahun 1986.
Sebagai informasi, tanda klinis penyakit PMK pada hewan ternak meliputi, demam tinggi (39-41 derajat celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, Luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, kaki pincang, Luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus.
Khofifah menegaskan bahwa untuk daging dari hewan yang terkonfirmasi PMK masih bisa dikonsumsi. Akan tetapi, pihaknya ingin agar masyarakat bisa mendapatkan daging yang segar dari sapi sapi atau hewan ternak yang sehat.
"Kalau dagingnya tidak berbahaya dan aman dikonsumsi dengan cara memasak yang benar tapi kan kita ingin masyarakat mendapatkan daging yang sehat. Terlebih sebentar lagi akan memasuki Idul Adha dan suasana ini akan kita bangun setenang mungkin terutama bagi peternak kita," tutupnya.
Editor : Ali Masduki