Fajar berharap ada solusi untuk persoalan tersebut. "Kita ingin ada solusi dan harus dipikirkan karena menjelang Idul Adha ini. Mendatangkan hewan kurban dalam jumlah banyak, dengan waktu yang kurang dari 1 bulan ini repot," ujarnya.
Mantan Jurnalis ini mengatakan, sebenarnya sudah ada surat edaran dari Gubernur Jatim, yang memudahkan lalu lintas ternak. Namun fakta dilapangan, daerah tidak mudah mengeluarkan hewan ternak dengan SKKH dari dinas kesehatan kabupaten dan kota.
"Butuh rapat terpadu dan diskresi. kuncinya ada di Dinas Peternakan Jatim yang bisa mengatur lalu lintas ternak. Mungkin bisa berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan keamanan untuk bisa memahami, bahwa kondisi ini Idul Adha bukan kondisi normal. Setelah itu dilakukan pengetatan lagi tidak apa-apa," jelasnya.
Lebih lanjut Fajar mengatakan, pihaknya bekerja keras mencari sapi yang sehat dan layak untuk dipotong menjadi hewan kurban."Faktanya sekarang dipasar hewan banyak yang tutup. Banyak mengalami kerugian besar. Sementara daerah pemasok menjadi daerah wabah PMK. Sehingga stok daerah diluar wabah tinggal sedikit dan menjadi rebutan," ungkapnya.
Fajar khawatir harga hewan kurban menjadi mahal karena keterbatasan stok sedangkan permintaan tinggi. "Kalau ketersediaan hewan terbatas harga akan naik dan lebih mahal. Tahun lalu kita memenuhi permintaan sekitar 70 ekor sapi kurban dan 180 ekor pemotongan hewan kurban," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait