Ipuk menambahkan, beberapa Negara produsen utama kopi dunia seperti Brazil dan Kolombia menghadapi tantangan karena perubahan iklim serta cuaca ekstrim yang melanda di Dua Negara tersebut. Akibat cuaca ekstrim tahun lalu, dua Negara ini sangat kehilangan lahan perlebunan kopi dan perlu waktu untuk pemulihan.
"Maka ini peluang besar bagi petani kopi dan UMKM kopi untuk membuat akses jalan pemasaran digital langsung berbagai Negara," papar Ipuk.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, Program ini merupakan komitmen dan membantu produk lokal yang berkolaborasi dengan Kanada, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah akan meningkatkan ekspor kopi. Jerry menambahkan, Ekspor non migas Indonesia, termasuk di dalamnya kopi mulai januari hingga juni 2022, itu mencapai 24.56 milyard USD. "Jadi tidak benar kalau Indonesia itu nilai ekspor kecil," kata Wamendag.
Dalam ijen Coffee Market ini, petani serta pelaku UMKM kopi terus dipacu dan didorong tidak hanya mengekspor kopi mentah saja, namun dalam produk olahan kopi bisa menambah nilai ekonomi. Wamendag mengapresiasi langkah - langkah Bupati Banyuwangi dalam meningkatkan UMKM naik kelas digitalisasi sehingga pelaku UMKM ongkos kirim gratis. Ijen Coffe Market juga melibatkan petani serta pelaku UMKM kopi sekitar kawasan Ijen seperti Bondowoso dan Situbondo, terang Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait