SURABAYA, iNews.id - Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS), karya anak bangsa yang di produksi di PT PAL Indonesia sudah hampir jadi.
Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia, Rariya Budi Harta mengatakan, saat ini PT PAL Indonesia kini tengah menjalankan produksi untuk sistershipnya.
"Kapal rumah sakit ini merupakan jenis kapal Landing Platform Dock (LPD), dengan fungsi asasi sebagai supporting ship, baik dalam operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP)," katanya melalui siaran pers, Rabu (27/7).
Kemampuan PT PAL Indonesia dalam rancang bangun kapal perang jenis LPD ini merupakan manifestasi keberhasilan Transfer of Technology (ToT) dengan global partnership.
Kesuksesan tersebut diwujudkan melalui produk-produk andalan seperti KRI Banjarmasin-592. Kemudian disusul dengan KRI Banda Aceh-593 pada 2011, dan KRI Semarang-594 pada tahun 2019.
Dengan pengalaman serta kapabilitas yang dimiliki, PAL dituntut beradaptasi dengan dinamika yang ada melalui berbagai inovasi.
Setelah sukses melakukan modifikasi desain LPD pada KRI Banda Aceh-593, PAL menjawab tantangan user melalui inovasi, dengan menghadirkan desain kapal jenis LPD yang berfungsi sebagai kapal rumah sakit.
Rariya mejelaskan, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 merupakan kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) pertama dibangun di Indonesia, yang mana dari proses desain hingga produksinya dilakukan secara mandiri oleh PT PAL Indonesia.
Sebelumnya, Indonesia telah mempunyai kapal bantu rumah sakit KRI dr. Soeharso-990 hasil alih fungsi dari KRI Tanjung Dalpele-972 yang dibeli dari Korea.
"Demi mewujudkan kemandirian alutsista nasional, PAL berhasil mengembangkan inovasi dalam memenuhi kebutuhan armada TNI Angkatan Laut," ujarnya.
Sedangkan proses pembangunan kapal BRS ke-2 ini, lanjut Rariya, telah memakan waktu selama 32 bulan.
"Seperti yang kita semua tahu, pada awal tahun 2020 pandemi covid-19 telah meluluhlantakkan berbagai sektor bisnis di dunia, tak luput di Indonesia," ucapnya
"Pandemi ini telah menyita banyak pikiran, energi pun tenaga, sekaligus menuntut kita semua untuk beradaptasi dengan ketidakpastian yang diakibatkan," kata dia.
PAL sebagai industri manufaktur, yang dalam proyek ini tentunya melibatkan kolaborasi bersama mitra global yang cukup besar, baik material hingga peralatan.
Dengan adanya berbagai kebijakan seperti pembatasan bepergian, impor-ekspor barang di seluruh dunia pada beberapa periode waktu.
Pandemi ini telah menciptakan ruang untuk meningkatkan kolaborasi serta inovasi. Dengan dukungan TNI AL, manajemen PAL merumuskan langkah-langkah strategis agar pembangunan Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) ini dapat berjalan lancar dengan tepat mutu dan tepat waktu.
Saat ini, kemajuan pembangunan kapal BRS ke-2 telah mencapai 81%. Dimana seluruh block telah selesai proses erection atau dalam kata lain keseluruhan konstruksi (platform) kapal telah selesai, serta sistem pendorong kapal telah terpasang bersama dengan beberapa alat kesehatan di dalamnya.
Sebagai sistership, spesifikasi kapal BRS ke-2 ini tidak mengalami perubahan berarti dengan kapal sebelumnya. Kapal ini dilengkapi peralatan kesehatan dan fasilitas setara rumah sakit di darat dengan tipe C.
Kapabilitas serta fasilitas yang setara dengan rumah sakit tipe C ini, memiliki kemampuan operasi yang sama dan ada fitur tambahan yang tak dimiliki rumah sakit tipe C umumnya, yakni adanya CT Scan, X-Ray, hingga ruang isolasi yang dapat dirancang untuk menangani penyakit menular sehingga dapat berguna ditengah masa pandemi seperti ini.
Selain itu, kapal ini dilengkapi fasilitas penunjang yakni 2 unit LCVP , 2 unit ambulance boat dan 1 unit RHIB, serta memiliki fasilitas deck dan hanggar yang dapat memuat 3 unit helikopter yang berguna sebagai transportasi evakuasi.
"Dalam waktu dekat, kapal BRS ke-2 ini siap untuk melaksanakan ceremony shipnaming dan launching," tegas Rariya.
PT PAL Indonesia berperan aktif dalam penyaluran berbagai stimulus untuk meningkatkan daya saing global.
Hal ini dibuktikan melalui tingginya peminat pasar global akan inovasi rancang bangun produk LPD milik PAL.
Selain meningkatkan daya saing di tingkat global, melalui kepercayaan pemerintah sekaligus TNI Angkatan Laut, PAL dapat secara aktif merealisasikan upaya mengurangi ketergantungan terhadap mitra asing, menciptakan lapangan kerja untuk pertumbuhan ekonomi, mengatasi kesenjangan melalui inovasi, serta berkontribusi dalam menjaga kedaulatan negara.
Setiap kepercayaan yang diberikan kepada PAL, dapat mempengaruhi pergerakan ekonomi makro di Indonesia, yakni melalui penyerapan tenaga kerja (labour supply) yang besar dan tumbuhnya industri pendukung lokal.
Sehingga dapat menjadi roda pergerakan ekonomi di tingkat mikro maupun mendorong kesiapan ekosistem industri manufaktur dan industri maritim di Indonesia.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait