SURABAYA, iNewsSurabaya.id - PT PAL Indonesia, bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, menetapkan tonggak penting dalam pembangunan kapal perang modern dengan suksesnya menggelar seremoni keel laying atau peletakan lunas untuk Kapal Frigate Merah Putih kedua. Acara ini menandai dimulainya tahap konstruksi utama struktur badan kapal, yang sekaligus menjadi penanda awal usia kapal.
Berlangsung di fasilitas hanggar Kapal Selam Divisi Kapal Selam PT PAL Indonesia, seremoni ini dipimpin oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Mayjen TNI Steverly C. Parengkuan. Hadir pula jajaran pejabat tinggi Kemhan dan Mabesal TNI AL, Komandan Satuan Tugas (Satgas) Pembangunan Kapal Fregat Merah Putih, serta jajaran Direksi, Dewan Komisaris, dan Manajemen PT PAL Indonesia.
Peletakan koin di atas dudukan blok kapal Frigate Merah Putih kedua menandai dimulainya proses keel laying. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Kemhan RI dan Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Satriyo Bintoro.
Turut menyaksikan momen penting ini, Komisaris Independen PT PAL Indonesia, Cut Meutia Andrina, Direktur Operasional PT LEN Industri (persero) Tazar Marta Kurniawan, Waaslog Kasal, Komandan Satgas Frigate Merah Putih, dan Kepala Proyek Frigate Merah Putih.
Satriyo Bintoro menjelaskan bahwa proses keel laying ini telah memenuhi regulasi SOLAS, dengan berat blok yang telah selesai dirakit mencapai minimal 50 ton, atau 1% dari total berat konstruksi yang mencapai 2.778 ton.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa keel laying kapal Fregat Merah Putih kedua ini dilakukan lebih cepat dari jadwal yang ditentukan, yaitu Maret 2025. Hal ini menunjukkan progres pembangunan kapal yang positif.
"Kapal Frigate ini akan dilengkapi dengan sistem manajemen tempur yang terintegrasi dengan berbagai sensor, senjata, dan sistem komunikasi," ujar Satriyo.
"Sistem ini memungkinkan kapal untuk memberikan efektivitas tempur yang optimal, mendeteksi dan melacak target dengan cepat dan akurat, sehingga kemampuannya dapat lebih optimal untuk menetralisir ancaman," sambungnya.
Kapal Frigate Merah Putih kedua memiliki spesifikasi panjang 140 meter, lebar 19,75 meter, dan kecepatan maksimum 28 knots.
Kapal ini dirancang dengan kemampuan tempur yang komprehensif, mencakup empat matra: perang permukaan (Surface to Surface Warfare), serangan udara (Surface to Air Warfare), serangan kapal selam (Surface to Submarine Warfare), dan peperangan elektronik (Electronic Warfare).
Staf Ahli Bidang Ekonomi Kemhan RI, Mayjen TNI Steverly C. Parengkuan, yang mewakili Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan RI, Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari, M.Eng, menyampaikan bahwa pengadaan kapal Frigate kedua ini merupakan bagian dari program pengembangan kekuatan pertahanan untuk mendukung TNI AL dalam menjalankan tugas menjaga kedaulatan negara di laut.
"Pembangunan kapal Frigate Merah Putih kedua di PT PAL Indonesia merupakan salah satu bentuk pembinaan industri pertahanan dalam negeri dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian membangun KRI sejenis di masa mendatang," tegasnya.
Dengan selesainya seremoni keel laying, PT PAL Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai pionir industri pertahanan nasional bidang maritim yang mampu beradaptasi dengan dinamika global. PT PAL Indonesia berkomitmen untuk mendukung terwujudnya TNI yang kuat dengan alutsista modern buatan dalam negeri.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait