SURABAYA, iNews.id – Kepercayaan terhadap Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya terus mengalir. Saat ini, Untag terpilih sebagai mitra Program Surabaya Mengajar (PSM) yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bersama Pemerintah Kota Surabaya dan 23 perguruan tinggi lainnya.
Dosen Pembimbing Lapangan Bentuk Kegiatan Pembelajaran MBKM Mengajar di Sekolah, Isrida Yul Arfiana, S.Psi., M.Psi. dinilai berhasil mengantarkan 17 mahasiswa Fakultas Psikologi untuk terlibat langsung selama enam bulan sebagai pengajar muda.
“Terpilihnya Untag Surabaya sebagai mitra Surabaya Mengajar yaitu karena salah satunya adanya kerja sama antara Fakultas Psikologi Untag Surabaya dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi pada tahun 2019 silam. Peluang ini kita optimalkan untuk mahasiswa ber-Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Kampus Mengajar,” ujar Dosen Fakultas Psikologi Untag Surabaya melalui sambungan telepon.
Rida menjelaskan mahasiswa yang terpilih sebagai pengajar muda tersebut melakukan pendampingan dari sisi akademis dan non akademis, serta menjalin sinergi dengan sekolah untuk peningkatan mutu sekolah. “Dalam PSM para pengajar muda melakukan pendampingan untuk peningkatan mutu melalui identifikasi, perancangan, implementasi serta evaluasi masalah belajar pada sekolah, salah satunya di SD Mojo VI Surabaya,” jelasnya.
Pada proses pelaksanaan PSM ini bertepatan dengan bulan Ramadan namun tidak mengecilkan semangat pengajar muda dalam melaksanakan PSM. Kehadiran pengajar muda di sekolah justru memberikan sinergi antar mahasiswa dengan guru, siswa, bahkan orang tua.
“Dalam implementasinya program ini telah berjalan sejak bulan April hingga Juni kemarin dan bertepatan dengan bulan ramadhan, namun hal ini tidak mengecilkan semangat mahasiswa, terbukti meski singkat namun bounding telah terbentuk contohnya seperti siswa maupun orang tua melepas mahasiswa dengan acara perpisahan,” kenangnya.
Rida memaparkan bahwa kegiatan yang berlangsung selama tiga bulan ini kemudian dikonversikan dalam satuan kredit semester (SKS). “PSM ini dikonversi ke 18 SKS dalam empat mata kuliah antara lain asesmen siswa berkebutuhan khusus dengan bobot enam sks, bimbingan dan penyuluhan sekolah dengan bobot lima sks, penyusunan media pembelajaran dengan bobot enam sks, dan kuliah kerja nyata (KKN) dengan bobot dua sks, jadi ber-MBKM mengajar sekaligus KKN,” ujarnya.
Ia menyebutkan terdapatnya dua indikator dalam tercapainya PSM. “Dalam pelaksanaan PSM indikator tercapainya program ini ditentukan oleh persentase mahasiswa yang terlibat serta terlaksananya aktivitas MBKM dalam tajuk Surabaya Mengajar dengan tuntas. Artinya mulai dari pelaporan, logbook, proses bimbingan terlaksana secara baik,” ujar Rida.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait