SURABAYA, iNews.id - DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur (Jatim) meminta Ketua Umum (Ketum) PPP Suharso Monoarfa mundur dari jabatannya. Ini menyusul pidato menteri PPN/Kepala Bappenas tersebut terkait di KPK, Jakarta, pada Senin (15/8/2022).
"Kami menyesalkan ketua umum terkait pernyataan persoalan amplop kiai. Dalam fenomena ini kami mengambil sikap agar ketua umum menyelamatkan gerbong besar ini. Oleh sebab itu beliau harus legowo mundur dari ketum, kalau tidak nanti ada gerakan lebih besar lagi," kata Sekretaris Majelis Pakar DPW PPP Jatim Sudarsono Rahman, saat mendatangi Kantor DPW PPP Jatim, Jumat (19/8/2022).
Sudarsono mengatakan, Suharso harus untuk mengakui kesalahan fatalnya dan segera mundur. Menurutnya, kepemimpinan Suharso bisa merugikan partai, apalagi saat ini sudah mendekati momen Pemilu 2024.
"Soal siapa penggantinya itu urusan DPP, dan usulan DPW se Indonesia, serta DPC. Bisa jadi Muktamar Luar Biasa (MLB), tapi harus dihitung karena waktunya singkat menjelang pemilu 2024," sambungnya.
Sementara, Wakil Ketua Majelis Pertimbangan DPW PPP Jatim, KH Saiful Muluk Basaiban menyebut, ucapan Suharso menyakiti para santri dan kiai. Budaya 'amplop kiai' atau biasa disebut bisyaroh merupakan hal biasa.
"Memberi hadiah ke kiai itu bentuk penghormatan, kiai tidak pernah minta dan menekan, bedakan antara hadiah dan meminta" tegas Saiful.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait