Mantap! Unusa Raih Peringkat 1 Publikasi Scopus

Ali Masduki
Unusa menjadi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) peringkat 1 dalam capaian publikasi Scopus. Foto: MPI

SURABAYA, iNews.id  – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menorehkan capaian yang luar biasa. Meskipun terbilang masih muda, yakni 9 tahun berdiri, Unusa menjadi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) peringkat 1 dalam capaian publikasi Scopus di tingkat PTNU seluruh Indonesia. 

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) menempati urutan pertama dengan jumlah dokumen sebanyak 547.

Kemudian disusul Universitas Islam Malang (UNISMA) dengan dokumen 315, dan urutan 3 ditempati Universitas Alma Ata Yogyakarta dengan dokumen 164.

Data tersebut diambil di Science and Technology Index (SINTA) pada 06 September 2022, pukul 19.00 WIB, setelah sinkronisasi stabil.

 

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa Achmad Syafiuddin Ph.D. mengungkapkan, raihan Unusa tersebut menjadi bukti bahwa upaya yang dilakukan secara konsisten dan terbaik oleh seluruh civitas akademika Unusa membuahkan hasil yang maksimal. 

Upaya yang diterapkan Unusa selama ini untuk mendapatkan posisi tersebut dalam pemeringkatan nasional dan internasional menjadi dampak positif yang cukup signifikan.

“Unusa sudah menunjukkan kepada masyarakat, bahwa di usia ke-9 tahun, Unusa telah membuktikan capaian prestasinya, yakni PTNU urutan 1 terbanyak publikasi Scopus pada tahun 2022,” ungkapnya di ruang kerja LPPM Unusa Kampus B Jemursari, Rabu (07/9/2022).

Alumni Doktoral Universiti Teknologi Malaysia (UTM) ini menambahkan, bahwa Scopus merupakan pangkalan data pustaka berskala internasional yang mengandung abstrak dan sitiran artikel jurnal akademik. 

Scopus mengandung kurang lebih 22.000 judul dari 5.000 penerbit, 20.000 di antaranya merupakan jurnal tertelaah sejawat di bidang sains, teknik, kedokteran, dan ilmu sosial. 

Unusa, lanjutnya selalu berkomitmen dengan senantiasa berusaha meningkatkan pencapaian dalam pemeringkatan berskala nasional maupun internasional untuk tahun-tahun yang akan datang, khususnya dalam publikasi artikel yang terindeks Scopus. 

"Salah satunya adalah dengan mengintegrasikan indikator yang telah ditetapkan Lembaga pemeringkatan internasional Scimago Institutions Rankings (SIR),” ungkap dosen Fakultas Kesehatan Unusa tersebut.

Pria yang pernah masuk daftar 2 persen ilmuwan top dunia yang dirilis Penerbit Elsevier tahun 2021 ini berharap, Unusa semakin dikenal di skala internasional sebagai salah satu perguruan tinggi yang bereputasi, dan salah satunya tercermin dalam bentuk posisi peringkat yang semakin tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Pencapaian ini tidak serta merta membuat Unusa bangga lalu bisa beristirahat sejenak dalam menapaki tangga kesuksesan," ucapnya. 

Achmad Syafiuddin menegaskan, Unusa akan terus berupaya melangkah sehingga dapat mencapai puncak kesuksesan sesuai dengan tujuannya, yaitu menjadi yang terbaik dan menjadi rujukan perguruan tinggi lain. 

Langkah yang akan dilakukan Unusa yakni, meningkatkan kuantitas dan kualitas kolaborasi dengan jejaring akademisi internasional. 

Baru-baru ini dilakukan dengan 2 universitas terkemuka di dunia, yaitu National University of Singapore (NUS) ranking 11 dunia dan Nanyang Technological University ranking 12 dunia khususnya untuk membangun Research Center bersama.

"Sehingga memberikan dampak positif pada produktivitas publikasi dan produk inovasi, meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi media massa tentang seluruh capaian Unusa terutama dalam hal penelitian dan pengabdian masyarakat,” terangnya.

Salah satu pengelola Jurnal di Unusa, Muhammad Afwan Romdloni, M.Th.I., mengungkapkan rasa syukurnya karena Unusa memperoleh peringkat 1 publikasi Scopus tahun 2022. 

Kerja keras Unusa telah terbayar dengan mendapatkan hasil peringkat yang sangat memuaskan. Bagi seorang dosen, menulis jurnal bukan hal yang mudah dilakukan. 

Hal ini karena membuat jurnal harus dengan sistematis. Sehingga susunan setiap bab harus berurutan serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Bahkan, untuk melakukan penelitian sendiri membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Selain di luar negeri, di Indonesia, kata Afwan, sudah banyak jurnal yang juga terindeks Scopus. 

Untuk tembus ke jurnal Scopus, para peneliti perlu membuat manuscript yang berkualitas dan mudah dipahami. Pembuatan manuscript yang baik akan memudahkan pembaca dalam memahami isinya. 

"Perlu dicermati dua hal penting agar pembuatan manuscript dapat optimal yaitu konten dan presentasi. Kita juga bisa membaca beberapa jurnal yang telah masuk Scopus sebagai referensi penulisan. Sebagai informasi, di Unusa telah memiliki 11 Jurnal yang sudah terindeks SINTA,” ungkap pria pengelola Journal of Islamic Civilization (JIC) Unusa yang juga sudah SINTA 3. 

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network