Komunitas Lokal Surabaya Unjuk Gigi di Festival Literasi Patjarmerah

Trisna Eka Adhitya
Arek Institute menjadi pelaku seni pertama di panggung utama Patjarmerah Surabaya. Foto: iNewsSurabaya.id/Trisna

SURABAYA, iNews.id - Patjarmerah Surabaya telah memasuki hari keempat. Seperti di hari-hari sebelumnya festival kecil literasi ini masih tetap membuka pasar bukunya dari pagi sampai malam. Tepatnya, pasar patjarmerah Surabaya sudah dibuka sejak pukul 10.00 sampai 22.00 WIB dengan menyediakan ratusan judul buku dari berbagai penerbit dengan harga yang telah mendapat diskon. Selain bazaar, terdapat pula acara-acara lain di dalamnya.

Patjarmerah Surabaya juga kedatangan komunitas literasi sekitar. Mulai dari Undisputed Poetry, Kupu Tarung, Saung Teater, sampai Malam Puisi Sidoarjo, semuanya berkumpul di Xperia Collaborative Space (AJBS). 

Di dalam pasar buku ini, komunitas-komunitas itu memberikan kesempatan bagi tiap orang untuk membacakan puisi karya sendiri hingga performance art lewat program bernama Panggung Suro Srawung Boyo. Setidaknya ada sembilan komunitas yang hadir pada malam itu.

Arek Institute menjadi pelaku seni pertama di panggung utama patjarmerah Surabaya ini. Mereka mencoba menggambarkan puisi 11 Tubuh Dalam Kamar Surabaya yang terdapat dalam buku Tubuh Mati Menyantap Dirinya Sendiri lewat gerak dan olah tubuh. Cukup dengan bermodalkan sarung, Arek Institute menyulap seisi ruangan Xperia menjadi hening dan fokus.

“Saya melihat puisi itu seperti representasi perjalanan saya selama empat tahun di Surabaya ini, yaitu sebagai manusia yang terus mencari-mencari perkembangan dan perubahan zaman. Makanya itu, isunya pun tidak jauh-jauh dengan surealisme,” ujar Adnan Guntur yang juga merupakan alumni fakultas ilmu budaya di salah satu perguruan tinggi Surabaya dan juga Kepala Suku Saung Teater. 

Komunitas Mr. Day melanjutkan semangat dan ketegangan kesenian Selasa malam itu. Dengan menyanyikan lagunya sendiri yang diimbangi dengan karangan puisinya sendiri, perwakilan Mr. Day itu yang diwakilkan tiga orang tersebut menyampaikan pesan-pesan dari isu sosial dengan sangat menarik dan menghibur.

“Ini merupakan lagu sendiri. Judulnya Kidung Tak Bertua. Menariknya, saat melantunkan puisi di atas panggung itu, semuanya spontan. Nggak tertulis dan tidak dipikirkan sebelumnya. Hahaha,” terang Gatra menjelaskan performanya tersebut.

Selain Arek Institute dan Mr. Day; Undisputed Poetry, FS3LP, Malam Puisi Sidoarjo, Kupu Tarung, dan komunitas serta peserta lainnya turut menyumbang karya garapan mereka. Setidaknya seluruh aksi panggung itu berlangsung dua jam lamanya hingga pukul 21.00 WIB.

Patjarmerah Surabaya masih akan berlangsung hingga Minggu, 6 November 2022. Untuk di hari Rabu, ada program cangkrukan buku “Jembatan Tak Kembali” di panggung utama serta pemutaran sinema dari teater boneka Papermoon yang diletakkan di auditorium IFI Surabaya.

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network